Kamis, 25 April 2013

Makalah Tafsir Asal-usul Kehidupan


Tugas Individu


ASAL-USUL KEHIDUPAN MANUSIA
Tafsir Surah AL-Alaq ayat 1-5

DISUSUN OLEH:
HUSNAINI
20404110038
DOSEN PEMBIMBING:
Dr.H.Hamzah Harun Al-Rasyid,Lc,Ma.

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2011/2012




KATA PENGANTAR
 

            Sungguh tiada suatu  kesuksesan yang dapat diraih kecuali atas perkenaan Yang Maha Kuasa. Oleh karena iu, maka selayaknya penulis dalam  mengawali penulisan Makalah yaitu asal-usul kejadian manusia, dengan menyebut Asma dan mengucapkan syukur kehadirat-Nya. Dialah yang memberi rahmat dan kekuatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, kendatipun dalam penulisannya tidak sedikit mengalami hambatan – hambatan.
             Akhirnya penulis berserah diri, karena sadar akan segala keterbatasan yang dimiliki serta kemampuan penulis yang masih perlu ditingkatkan, tentunya tidaklah sesempurnah sebagaimana yang diharapkan. Namun demikian, dengan penuh harapan dan doa, kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat adanya, berguna bagi kami sebagai penulis dan semoga pula Makalah yang sangat sederhana ini dapat membuka pengetahuan kita tentang tafsir Al-quran. Sehingga kita dapat mengamalkannya sebagai dalam kehidupan sehari-hari, sebagai wujud kecintaan kita pada Allah SWT.


                                                                                    Makassar, 6 maret 2011

                                                                                    Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

             Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang ditemukan  tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah keterkaitannya ?Asal Usul Manusia menurut IslamKita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.“Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…” (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dan sebagainya. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.  
             Surah al-alaq menjelaskan tentang asal-usul kejadian manusia,Surah al-alaq adalah surah yang pertama kali diturunkan oleh Allah swt. Kepada Nabi Muhammad saw.Surah ini dinamai Al-`Alaq,artinya “segumpal darah”.Dinamai demikian karena surah ini berbicara tentang asal-usul kejadian manusia ,yang antara lain adalah segumpal darah (al-alaq).Surah al-alaq adalah surah yang pertama  turun,artinya surah ini tergolong dalam surah makkiyah.Meskipun terdiri dari sembilan belas ayat,surah ini pertama kali diturunkan Allah swt. Kepada Nabi Muhammad saw. Hanya lima ayat yang pertama.Ayat-ayat selebihnya diturunkan kemudian.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,Rasulullah saw.sangat prihatin melihat kesesatan yang dialami oleh masyarakat nya.Karena itu,beliau sering mengasingkan diri di Gua Hira untuk memohon petunjuk dari Allah.Pada saat itulah,Allah menurunkan wahyu-Nya berupa lima ayat pertama dari surah Al-`Alaq kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril .Seperti umumnya surah Makkiyah ,surah Al-Alaq ini berbicara tentang kemahakuasaan Allah Swt.Pada surah ini masalah tersebut dikaitkan dengan kejadian manusia dan sifat-sifatnya.
             Surah ini disepakati turun di Mekkah sebelum  Nabi Muhammad saw. Berhijrah,bahkan hampir semua ulama sepakat bahwa wahyu Al-Quran pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.thabathaba`I menulis,bahwa dari konteks uraian ayat-ayatnya,tidak mustahil bahwa keseluruhan ayat-ayat surah ini turun sekaligus.Thahir ibn`Asyur  menyataka bahwa lima ayatnya yang turun pada tanggal 17 ramadhan.Pendapat ini dianut oleh banyak ulama.
             Namanya yang populer  pada  masa sahabat Nabi saw. Adalah surah iqra bismi rabbika.Namanya yang tercantum  dalam sekian banyak mushaf  adalah surah Al-`alaq.Ada juga yang menamainya surah iqra.
             Tema utamanya adalah pengajaran kepada Nabi Muhammad saw.serta penjelasan tentang Allah dalam sifat dan perbuatannya,dan bahwa dia adalah sumber ilmu pengetahuan.Menurut al-Biqa`I tujuan utamanya adalah perintah kepada manusia untuk menyembah Allah swt.Sang pencipta Yang Maha Kuasa,sebagai tanda syukur kepada-Nya.
                                               





            

BAB II

PEMBAHASAN

Surah Al-‘Alaq

(Segumpal Darah)

 

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
ٱقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذي خَلَقَ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan.
خَلَقَ الْإِنْسانَ مِنْ عَلَقٍ
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
ٱقْرَأْ وَ رَبُّكَ الْأَكْرَمُ
3. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Pemurah,
ٱلَّذي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
4. yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam.
عَلَّمَ الْإِنْسانَ ما لَمْ يَعْلَمْ
5. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
            
             “Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta.”(ayat 1).Dalam suku pertama saja,yaitu “bacalah”,telah terbuka kepentingan pertama di dalam perkembangan agama ini selanjutnya.Nabi s.a.w.disuruh membaca wahyu akan diturunkan kepada beliau itu di atas nama Allah,Tuhan yang telah mencipta.Yaitu “Menciptakan manusia dari segumpal darah”.(ayat 2).Yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah,yaitu segumpal air yang telah berpadu dari mani si laki-laki dengan mani perempuan,yang setelah 40 hari lamanya,air itu telah menjelma jadi segumpal air,dan dari segumpal darah,dan dari segumpal darah itu kelak akan menjelma pula setelah melalui 40 hari,menjadi segumpal daging (Mudhghah).
             Nabi bukanlah orang yang pandai membaca.Beliau adalah ummi ,yang boleh diartikan buta huruf,tidak pandai menulis dan tidak pula pandai membaca yang tertuis.Tetapi jibril mendesaknya juga sampai tiga kali supaya dia membaca.Meskipun dia tidak pandai menulis,namun ayat-ayat itu akan dibawa langsung oleh jibril kepadanya,diajarkan,sehingga dia dapat menghafalnya diluar kepala,dengan sebab itu akan dapatlah dia membacanya.Tuhan Allah yang menciptakan semuanya.Rasul yang tak pandai menulis dan membaca itu akan pandai kelak membaca ayat-ayat yang diturunkan kepadanya.Sehingga bilamana wahyu-wahyu itu telah turun kelak,dia akan diberi nama al-quran.Dan al-quran itu pun artinya bacaan,seakan-akan Tuhan berfirman :”Bacalah,atas qudratKu dan iradatKu”.
             Syaikh Muhammad Abduh di dalam Tafsir Juzu` Ammanya menerangkan; yaitu Allah yang Maha Kuasa menjadikan manusia daripada air mani,menjelma jadi darah segumpal,kemudian jadi manusia penuh,niscaya kuasa pula menimbulkan kesanggupan membaca pada seorang yang selama ini kita kenal ummi,tidak pandai membaca dan menulis.Maka jika kita selidiki isi Hadis yang menerangkan bahwa tiga kali Nabi disuruh membaca,tiga kali pula beliau menjawab secara jujur bahwa beliau tidak pandai membaca,tiga kali pula Jibril memeluknya keras-keras,buat meyakinkan baginya bahwa sejak saat itu kesanggupan membaca itu sudah ada padanya,apatah lagi dia adalah al-insan al-kamil,manusia sempurna.Banyak lagi yang akan dibacanya di belakang hari.Yang penting harus diketahuinya ialah bahwa dasar segala yang akan dibacanya itu kelak tidak lain ialah dengan nama Allah jua.
             “Bacalah!  Dan Tuhan engkau itu adalah Maha Mulia.” (ayat 3).Setelah di ayat yang pertama beliau disuruh membaca diatas nama Allah yang menciptakan insan dari segumpal darah,diteruskan lagi menyuruhnya membaca di atas nama Tuhan.Sedang nama Tuhan yang selalu akan diambil jadi sandaran hidup itu ialah Allah Yang Maha Mulia,Maha Dermawan,Maha Kasih dan sayang kepada makhluk-Nya; “Dia yang mengajarkan dengan kalam.” (ayat 4).Itulah keistimewaan Tuhan itu lagi.Itulah kemuliaanNya yang tertinggi.Yaitu diajarkanNya kepada manusia berbagai ilmu,dibukaNya berbagai rahasia,diserahkan-Nya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah,yaitu dengan qalam.Dengan pena! Disamping lidah untuk membaca,Tuhan pun mentakdirkan pula bahwa dengan pena ilmu pengetahuan dapat dicatat.Pena adalah bentuk beku dan kaku,tidak hidup,namun yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahamkan oleh manusia “Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak ketahui”.(ayat 5).
             Lebih dahulu Allah ta`ala mengajar manusia mempergunakan qalam.Sesudah dia pandai mempergunakan qalam itu banyaklah ilmu pengetahuan diberikan oleh Allah kepadanya,sehingga dapat pula dicatatnya ilmu yang baru didapatnya itu dengan qalam yang telah ada dalam tangannya;
Ilmu pengetahuan adalah laksana binatang buruan dan penulisan adalah tali pengikat buruan itu.Oleh sebab itu ikatlah buaruanmu dengan tali yang teguh”.
             Makna di dalam susunan kelima ayat ini,sebagai ayat mula-mula turun kita menampak dengan kata-kata singkat Tuhan telah menerangkan asal-usul kejadian seluruh manusia yang semuanya sama,yaitu daripada segumpal darah,yang berasal dari segumpal mani.Dan segumpal mani itu berasal dari saringan halus makanan manusia diambil dari bumi.Yaitu dari hormon,kalori,vitamin dan berbagai zat yang lain,yang semua diambil dari bumi yang semuanya ada dalam sayuran,buah-buahan makanan pokok dan daging.Kemudian itu manusia bertambah besar dan dewasa.Yang terpenting alat untuk menghubungkan dirinya dengan manusia yang sekitarnya ialah kesanggupan berkata-kata dengan lidah,sebagai sambungan dari apa yang terasa dalam hatinya.Kemudian bertambah juga kecerdasannya,maka diberikan pulalah kepandaian menulis.
             Di dalam ayat yang mula turun ini telah jelas penilaian yang tertinggi kepada kepandaian membaca dan menulis.Berkata Syaikh Muhammad Abduh dalam tafsirnya: “Tidak didapat kata-kata yang lebih mendalam dan alasan yang lebih sempurna daripada ayat ini didalam menyatakan kepentingan membaca dan menulis ilmu pengetahuan dalam segala cabang dan bagian-bagiannya.Dengan itu mula dibuka segala wahyu yang akan turun di belakang.Maka kalau kaum Muslimin tidak mendapat petunjuk dengan ayat ini dan tidak mereka perhatikan jalan-jalan buat naju,merobek segala selubung pembungkus yang membungkus yang menutup penglihatan mereka selama ini terkunci sehingga mereka selama ini terhadap ilmu pengetahuan,atau merampalkan pintu yang selama ini terkunci sehingga mereka terkurung dalam bilik gelap,sebab dikunci erat-erat oleh pemuka-pemuka mereka sampai mereka meraba-raba dalam kegelapan bodoh,dan kalau ayat pembukaan wahyu ini tidak menggetarkan hati mereka,maka tidaklah mereka akan bangun lagi selama-lamanya”.

Ayat 1
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang mencipta”
             Kata iqra terambil dari kata kerja qara`a yang pada mulanya berarti menghimpun atau membacanya.Dengan demikian,realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan,tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain.Karenanya ,dalam kamus ditemukan aneka ragam arti dari kata tersebut.Antara lain:menyampaikan,menelaah,membaca,mendalami,meneliti,mengetahui ciri-ciri sesuatu,yang ke semuanya bermuara pada arti menghimpun.
              Huruf ba` pada kata bismi ada juga yang memahaminya sebagai penyertaan atau mulabasah sehingga dngan demikian ayat tersebut berarti “bacalah disertai dengan nama Tuhanmu”. 
             Syeikh `Abdul Halim Mahmud (mantan Pemimpin Tertinggi al-Azhar Mesir) yang menulis dalam bukunya,al-Quran Fi Syahr al-Quran bahwa: “Dengan kalimat iqra bismi rabbik,al-Quran tidak sekedar memerintahkan untuk membaca ,tapi membaca adalah lambang  dari segala apa yang dilakukan oleh manusia ,baik yang sifatnya pasif maupun yang aktif.Kalimat tersebut dalam pengertian dan semangatnya ingin menyatakan `Bacalah demi Tuhanmu,bergeraklah demi Tuhanm,bekerjalaha demi Tuhanmu`,Demikian juga apabila kita berhenti bergerak atau berhenti melakukan sesuatu aktifitas,maka hendaklah hal tersebut juga didasarkan pada bismi rabbik sehingga pada akhirnya ayat tersebut berarti “Jadikanlah seluruh kehidupanmu,wujudmu,dalam cara dan tujuannya,kesemuanya itu demi karena Allah”.
             Kata rabb seakar dengan kata tarbiyah/pendidikan.Kata ini memiliki arti yang berbeda-beda namun pada akhirnya arti-arti itu mengacu kepada pengembangan,peningkatan,ketinggian,kelebihanserta perbaikan.Kata tarbiyah berasal dari kata raba-yarbu yang dari segi bahasa adalah kelebihan.Dataran tinggi dinamai rabwah,sejenis roti yang dicampur dengan air sehingga membengkak dan membesar ar-rabw.
             Kata rabb appabila berdiri sendiri maka yang dmaksud adalah “Tuhan” yang tentunya antara lain karena dialah yang melakukan tarbiyah (pendidikan) yang pada hakikatnya adalah pengembangan,peningkatan serta perbaikan makhluk ciptaan-Nya.
             Kata Khalaqa dari segi pengertian kebahasaan memiliki sekian banyak arti,antara lain: menciptakan (dari tiada),menciptakan (tanpa satu contoh terlebih dahulu),mengukur,memperhalus,mengatur,membuat dan sebagainya.Kata ini biasanya memberikan tekanan tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaannya,Berbeda dengan kata ja`ala yang mengandug penekanan terhadap manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan itu.
             Objek khalaqa pada ayat ini tidak disebutkan sehingga objeknya pun sebagaimana iqra` bersifat umum,dan dengan demikian Allah adalah pencipta smua makhluk.
             Menurut,Al-Maraghi secara harfiah ayat tersebut dapat diartikan Jadilah engkau seorang yang dapat membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah yang telah menciptakanmu,walaupun sebelumnya engkau tidak dapat melakukannya.(Al-Maraghi,hal 198).Selain itu ayat tersebut juga mengandung perintah agar manusia memiliki keimanan,yaitu berupa keyakinan terhadap adanya kekuasaan dan kehendak Allah,juga mengandung pesan tentang sumber ilmu pengetahuan.Pada ayat tersebut Allah swt menyuruh nabi Muhammad saw. Agar membaca.Sedangkan yang dibaca itu obyeknya bermacam-macam.Yaitu ada yang berupa ayat-ayat Allah yang  tertulis sebagaimana surah Al-alaq itu sendiri,dan dapat pula ayat-ayat Allah yang tidak tertulis seperti yang terdapat pada alam jagat raya dengan segala hukum kausalitas yang ada di dalamnya,dan pada diri manusia.Membaca ayat-ayat Allah yang ada dalam Al-Quran dapat menghasilkan ilmu agama Islam seperti Fiqih,Tauhid,akhlak dan sebagainya.Sedangkan membaca ayat-ayat Allah yang ada di jagat raya dapat menghasilkan sains seperti fisika,biologi,kimia,astronomi,dan lain sebagainya.selanjutnya,dengan membaca ayat-ayat Allah yang ada dalam diri manusia akan menghasilkan sains seperti ilmu kedokteran dan ilmu tentang raga dan dari segi tingkah lau menghasilkan ilmu ekonomi,ilmu politik,ilmu sosiologi dan sebagainya.Pemanfaatan ilmu tersebut harus ditujukan untuk mengenal,mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah swt.adaengan demikian ayat pertama surah al-alaq ini terkait erat dengan obyek,sasaran dan tujuan pendidikan.
Ayat 2

Yang telah menciptakan manusia dari `alaq”.
             Ayat ini dan ayat-ayat berikut memperkenalkan Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad saw.dan yang dierintahkan oleh ayat yang lalu untuk membaca dengan nama-Nya serta demi untuk-Nya.Dia adalah Tuhan yang telah menciptakan manusia yakni semua manusia-kecuali adam dan hawa-dari Alaq segumpal darah atau sesuatu yang bergantung di dinding rahim.
             Dalam memperkenalkan perbuatan-perbuatannya,penciptaan merupakan hal pertama yang dipertegas,karena ia merupakan persyaratan bagi terlaksananya perbuatan-perbuatan yng lain.Rincian mengenai pengenalan tersebut ditemukan dalam ayat-ayat yang turun kemudian,khususnya pada periode mekkah.Perlu digarisbawahi bahwa pengenalan tersebut tidak hanya tertuju kepada akal manusia tetapi jga kepada kesadaran batin dan instuisinya dan seluruh totalitas manusia,karena pengenalan akal semata-mata tidak berarti banyak.Sementara pengenalan hati dan diharapkan dapat membimbing akal dan pikiran sehingga anggota tubuh dapat menghasilkan perbuatan-perbuatan baik serta memelihara sifat-sifat terpuji.
             Kata al-insan/manusia terambil dari akar kata uns/senang,jinak  dan harmonisatau dari kata nis-y yang berarti lupa.Ada juga yang berpendapat berasal dar kata naus yakni gerak atau dinamika.
             Makna-makna diatas paling tidak memberikan gambaran sepintas tentang potensi atau sifat makhluk tersebut yakni bahwa ia memiliki sifat lupa,dan kemampuan bergerak yang melahirkan dinamika.Ia juga adalah makhluk yang selalu atau sewajarnya melahirkan rasa senang ,harmonisme dan kebahagiaan kepada pihak-pihak lain.
             Manusia adalah makhluk pertama yang disebut Allah dalam al-Qur`an melalui wahyu pertama.Bukan saja karena ia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya,atau karena segala sesuatudalam alam raya ini diciptakan dan ditundukkan Allah demi kepentingannya,tetapi juga karena kitab suci al-Quran ditujukan kepada manusia guna menjadi pelita kehidupannya.Salah satu cara yang ditempuh oleh al-Quran untuk mengantar manusia mengahayati petunjuk-petunjuk Allah adalah memperkenalkan jati dirinya antara lain dengan menguraikan proses kejadiannya.Ayat kedua surah iqra` menguraikan secara singkat hal tersebut.
             Kata alaq dalam kamus-kamus bahasa arab digunakan dalam arti segumpal darah,juga dalam arti cacing yang terdapat di dalam air bila diminum oleh binatang maka ia tersangkut di kerongkongannya.Banyak ulama masa lampau memahami ayat di atas dalam pengertian pertama.Tetapi ada juga yang memahaminya dalam arti sesuatu yang tergantung di dinding rahim.Ini karena para pakar embriologi menyatakan bahwa setelah terjadinya pertemuan antara sperma dan indung telur ia berproses  dan membelah menjadi dua,kemudian empat,kemudian delapan demikian seterusnya sambil bergerak menuju  ke kantong kehamilan dan melekat berdempet serta masuk ke dalam dinding rahim.
             Bila juga kta  alaq dipahami sebagai berbicara tentang sifat manusia sebagai makluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tetapi selalu bergantung kepada selainnya.Ini serupa dengan firman Allah khuliqa al-insanu min `ajall manusia diciptakan (bersifat tergesa-gesa) . (Q.S al-Anbiya [21];37).               
             Menurut al-Maraghi ayat tersebut menjelaskan bahwa Dialah (Allah) yang menjadikan manusia dari segumpal darah menjadi makhluk yang paling mulia,dan selanjutnya Allah memberikan potensi (Al-qudrah) untuk berasimilasi dengan segala sesuatu yang ada di alam jagat raya yang selanjutnya bergerak dengan kekuasaan-Nya,sehingga ia menjadi makhluk yang sempurna,dan dapat menguasai bumi dengan segala isinya.Kekuasaan Allah itu telah diperlibatkan ketika Dia memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad saw,sekalipun sebelum itu ia belum pernah belajar membaca.(Al-Maraghi,hal 199).Dengan demikian ayat ini memberikan informasi tentang pentingnya memahami asal-usul dan proses kejadiannyadengan segenap potensi yang ada dalam dirinya.

Ayat 3
“Bacalah dan Tuhanmu maha pemurah”
             Setelah memerintahkan membaca dengan meningkatkan motivasinya yakni dengan nama Allah,kini ayat di atas memerintahkan membaca dengan menyampaikan janji Allah atas manfaat membaca itu.Allah berfirman: Bacalah berulang-ulang dan Tuhan pemelihara dan pendidik-mu Maha pemurah sehingga akan melimpahkan aneka karunia.
             Ayat ketiga diatas mengulangi perintah membaca.Ulama berbeda pendapat tentang tujuan pengulangan itu.Ada yang menyatakan bahwa perintah tentang tujuan pengulangan itu.Ada yang menyatakan bahwa perintah pertama ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad saw.,sedang yang kedua kepada umatnya,atau yang pertama untuk membaca dalam shalat,sedang yang kedua di luar shalat.Pendapat ketiga menyatakan yang  pertama perintah belajar,sedang kedua adalah perintah mengajar orang lain.Ada lagi yang menyatakan bahwa perintah kedua berfungsi mengukuhkan guna menanamkan rasa “percaya diri” kepada Nabi Muhammad saw.,tentang kemampuan beliau membaca-karena tadinya beliau tidak pernah membaca.
             Hemat penulis,perintah membaca yang kedua ini dimaksudkan agar beliau lebih banyak membaca,menelaah,memperhatikan alam raya,serta membaca kitab yang tertulis dan tidak tertulis dalam rangka mempersiapkan diri terjun ke masyarakat.
             Kata al-akram biasa diterjemahkan dengan yang mahal/paling pemurah atau semulia-mulia.Kata ini terambil dari kata karama yang antara lain berarti : memberikan dengan mudah dan tanpa pamrih,bernilai tinggi,terhormat,mulia,setia dan sifat kebangsawan.
             Penyifatan Rabb dengan karim menunjukkan bahwa karam (anugerah kemurahan-Nya dalam berbagai aspek),dikaitkan dengan Rububiyyah-Nya,sehingga anugerah tersebut dalam kadar dan waktunya selalu berbarengan serta bertujuan perbaikan dan pemeliharan.
             Kata  al-akram yang berbentuk superlatif adalah satu-satunya ayat di dalam al-Qur`an yang menyifati Tuhan dalam bentuk tersebut.Ini mengandung pengertian bahwa Dia dapat menganugerahkan punca dari segala yang terpuji bagi setiap hambaNya terutama dalam kaitannya dengan perintah membaca,Dari sini kita tidak wajar  memahami perintah membaca yang kedua ini hanya terbatas tujuannya untuk menolak alasan Nabi “saya tidak dapat membaca”,tidak pula sekadar untuk menanamkan rasa percaya diri,atau berfungsi pengganti “mengulang-ulangi bacaan,” tetapi jauh lebih dalam dan lebih luas,seluas pengertian kata Akram yang berbentuk superlatif dan seluas kata karam yang menyifati Allah swt.sebagai makhluk kita dapat menjangkau betapa besar karam Allah swt. Karena keterbatasan kita di hadapan-Nya.Namun demikian sebagian darinya dapat diungkapkan sebagai berikut:
             “Bacalah wahai Nabi Muhammad,Tuhanmu akan menganugerahkan dengan sifat kemurahannya pengetahuan tentang pa yang tidak engkau ketahui.Bacalah dan ulangi bacaan tersebut walaupun objek bacaannya sama,niscaya Tuhanmu akan memberikan pandangan serta pengertian baru yang tadinya engkau belum peroleh pada bacaan pertama dalam objek tersebut,” “Bacalah dan ulangi bacaan,Tuhanmu akan memberi manfaat kepadamu,manfaat yang banyak tidak terhingga karena Dia Akram,memiliki segala macam  kesempurnaan”.
             Disini kita dapat melihat perbedaan antara perintah membaca pada ayat pertama dan perintah perbedaan antara perintah membaca pada ayat ketiga,yakni yang pertama menjelaskan syarat yang harus dipenuhi seseorang ketika membaca (dalam segala pengertian) yaitu membaca demi karena Allah,sedang perintah yang kedua menggambarkan manfaat yang diperoleh dari bacaan bahkan pengulangan bacaan tersebut.
             Dalam ayat ketiga ini,Allah menjanjikan bahwa pada saat seseorang membaca dengan ikhlas karena Allah,maka Allah akan menganugerahkan kepadanya ilmu pengetahuan,pemahaman-pemahaman,wawasan-wawasan baru walaupun yang dibacanya itu-itu saja .Apa yang dijanjikan ini terbukti secara jelas.Kegiatan “membaca” ayat al-Quran menimbulkan penafsiran-penafsiran baru atau perkembangan dari pendapat-pendapat yang telah ada.Demikian juga,kegiatan “membaca”  alam raya ini telah menimbulkan penemuan-penemuan baru yang membuka rahasia-rahasia alam,walaupun objek bacaannya itu-itu juga.Ayat al-Quran yang dibaca oleh generasi terdahulu dan alam raya yang mereka huni,adalah sama tidak berbeda,namun pemahaman mereka serta penemuan rahasianya terus berkembang.
            
Ayat 4-5


“Yang mengajar dengan pena,mengajar manusia apa yang belum diketahui (nya)”.

             Ayat-ayat yang lalu menegaskan kemurahan Allah swt.Ayat diatas melanjutkan dengan memberi contoh sebagian dari kemurahan-Nya itu dengan menyatakan bahwa: Dia Yang Maha Pemurah itu yang mengajar  manusia dengan pena yakni dengan sarana dan usaha mereka,dan Dia juga yang mengajar manusia tanpa alat dan usaha mereka  apa yang belum diketahui-Nya.
             Kata al-qalam terambil dari kata kerja qalama yang berarti memotong ujung sesuatu.Memotong ujung kuku disebut taqlim .Tombak yang dipotong  ujungnya sehingga meruncing dinamai maqalim.Anak panah yang meruncing ujungnya dan yang bisa digunakan untuk mengundi dinamai pula qalam (baca QS.Al Imran [3];44).Alat yang digunakan untuk menulis dinamai pula qalam karena pada mulanya alat tersebut dibuat dari suatu bahan yang dipotong dan diperuncing ujungnya.
             Kata qalam disini dapat berarti hasil dari penggunaan alat tersebut,yakni tulisan.Ini karena bahasa,sering kali menggunakan kata yang berarti “alat” atau “penyebab” untuk menunjuk “akibat” atau “hasil” dari penyebab atau “hujan”,maka yang dimaksudkan dengan kata “hujan” adalah basah atau sakit,hujan adalah penyebab semata.
             Makna di atas dikuatkan oleh firman Allah dalam S.al-Qalam [68]: 1 yakni firman-Nya:Nun demi Qalam dan apa yang mereka tulis.Apalagi disebutkan dalam sekian banyak riwayat bahwa awal surah al-Qalam turun setelah akhir ayat kelima surah al-alaq.Ini berarti dari segi masa turunnya kedua kata qalam tersebut berkaitan erat,bahkan bersambung walaupun urutan penulisannya dalam mushaf tidak demikian.
Pada kedua ayat di atas terdapat apa yang dinamai ihtibak yan maksudnya adalah tidak disebutkan sesuatu keterangan,yang sewajarnya ada pada dua susunan kalimat yang bergandengan,karena keterangan yang dimaksud telah disebut  pada kalimat yang lain.Pada ayat ke 4 kata manusia tidak disebut karena telah disebut pada ayat ke 5,dan pada ayat ke 5 kalimat tana pena tidak dsebut karena telah disebut pada ayat 4 telah diisyaratkan makna itu dengan disebutnya pena.Dengan demikan kedua ayat di atas dapat berarti “Dia (Allah) mengajarkan dengan pena  (tulisan) (hal-hal yang telah diketahui manusia sebelumnya) dan Dia mengajarkan manusia (tanpa pena) apa yang belum diketahui sebelumnya.”Kalimat yang telah diketahui sebelumnya” disisipkan karena isyarat pada susunan kedua yaitu “yang belum atau tidak diketahui sebelumnya.”sedang kalimat “tanpa pena” ditambahkan karena adanya kata “dengan pena” dalam susunan pertama .Yang dimaksud dengan ungkapan “telah diketahui sebelumnya” adalah khazanah pengetahuan dalam bentuk tulisan.
             Dari uraian diatas kita dapat menyatakan bahwa kedua ayat diatas menjelaskan dua cara yang ditempuh Allah swt.dalam mengajar manusia.Pertama melalui pena (tulisan) yang harus dibaca oleh manusia,dan yang kedua melalui pengajaran secara langsung tanpa alat.Cara kedua ini dikenal dengan istilah `Ilm Launniy.
             Pada awal surah ini,Allah telah memperkenalkan diri sebagai Yang Maha Kuasa,Maha Mengetahui dan Maha Pemurah.Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.Sedangkan karam (kemurahan)-Nya tidak terbatas,sehingga Dia kuasa dan berkenan untuk mengajar manusia dengan atau tanpa pena.
             Wahyu-wahyu ilahi yang diterima oleh manusia-manusia agung yang siap dan suci jiwanya adalah tingkat tertinggi dari bentuk pengajaran-Nya tanpa alat dan tanpa usaha manusia.Nabi Muhammad saw.dijanjikan oleh Allah dalam wahyu-Nya yang pertama untuk termasuk dalam kelompok tersebut.

             Disebutkan dalam hadist hadist sahih, bahsa Nabi SAW mendatangi gua Hira' (Hira' adalah nama sebuah gunung di Mekkah) untuk tujuan beribadah selama beberapa hari. Beliau kembali pada istrinya Siti Khadijah  untuk mengambil bekal secukupnya. Hingga pada suatu hari di dalam gua beliau dikejutkan oleh kedatangan malaikat membawa wahyu Illahi. Malaikat berkata kepadanya, "Bacalah!" Beliau menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Perawi mengatakan, bahwa untuk kedua kalinya malaikat memegang nabi dan menekan nekannya hingga nabi kepayahan, dan setelah itu dilepaskan. Malaikat berkata lagi kepadanya, "Bacalah!" Nabi menjawab, "saya tidak bisa membaca". Perawi mengatakan, bahwa untuk ketiga kalinya malaikat memegang nabi dan menekan-nekannya hingga beliau kepayahan. Setelah itu barulah nabi mengucapkan apa yang diucapkan oleh malaikat, yaitu surah Al-Alaq ayat 1-5.
















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
          Berdasarkan  uraian tersebut di atas,kiranya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.Surah Al-Alaq  ayat 1 berisi penjelasan tentang asal-usul  kejadian manusia beserta sebagian sifat-sifatnya.
2.Surah Al-Alaq ayat 2 berisi penjelasan tentang kekuasaan Allah,yaitu bahwasanya ia berkuasa untuk menciptakan manusia,serta memberikan nikmat dan karunia berupa memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad saw,dan berisi penjelasan tentang sifat Allah yang Maha Melihat terhadap segala perbuatan yang dilakukan manusia serta berkuasa untuk memberikanbalasan yang setimpal.
3.Surah Al-Alaq ayat 3 berisi penjelasan tentang perintah membaca kepada Nabi Muhammad saw,dalam arti yang seluas-luasnya.Yaitu membaca ayat-ayat yang tersurat dalam Al-Quran dan ayat-ayat yang tersirat dalam jagat raya.
4.Surah Al-Alaq ayat 4-5 berisi penjelasan tentang perlunya alat dalam melakukan kegiatan,seperti halnya,kalam yang diperlukan bagi upaya pengembangan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan.Ayat tersebut juga berbicara tentang hal-hal yang mendasar,yaitu Tuhan,manusia,alam jagat raya dan kehidupan akhirat.

B. Saran
Demikianlah Makalah yang telah kami buat yang berjudul  asal-usul kejadian manusia atafsir surah Al-Alaq ayat 1-5, adapun dalam penulisan Makalah ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari Bapak Pembimbing yakni kritik dan saran yang membangun, agar dalam penulisan Makalah berikutnya, kami dapat menghasilkan karya yang lebih baik dari sebelumnya. Kemudian, kamipun ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak yang dengan ikhlas meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk mendidik para mahasiswa-mahasiswinya. Akhir kata, kami selaku penulis sangat mengharapkan agar semoga Makalah yang sangat sederhana ini akan berbuah keberhasilan khususnya bagi penulis dan para pembaca.



DAFTAR PUSTAKA

      Al Maraghi, Ahmad Mustofa.Tafsir Al Maraghi,1987.
      Hamka,Tafsir Al-Azhar.Singapura:Pustaka Nasional PTE LTD Singapura,1998.
Nata,Abuddin.Tafsir ayat-ayat pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2002.
Syihab,M.Quraish.Tafsir Al-Misbah Pesan,kesan dan keserasian Al-  Qur`an.Jakarta:Lentera Hati,2002.



















Kamis, 18 April 2013

Makalah Administrasi Pendidikan (Kepala sekolah sebagai Administrator)


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Administrasi Pendidikan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun judul dari makalah yang kami buat adalah “Kepala Sekolah Sebagai Administrator”. Di dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana fungsi kepala sekolah dahulu dan sekarang, syarat-syarat minimal kepala sekolah, dan peranan kepala sekolah sebagai administrator.
Penyusunan makalah ini di ambil dari berbagai buku-buku referensi administrasi pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pengguna makalah ini sehingga makalah dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Bahar selaku dosen Administrasi Pendidikan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya mata kuliah Administrasi Pendidikan.


                                                                        Makassar,       November 2011

                       
                                                                                        Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….  ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… .. 3
A.    Latar Belakang……………………………………………………….  3
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………  4
BAB II PEMBAHASAN
A.    Fungsi Kepala Sekolah Dahulu dan Sekarang……………………….. 6
B.     Syarat-Syarat Minimal Seorang Kepala Sekolah…………………….. 8
C.     Kepala Sekolah Sebagai Administrator……………………………… 10
BAB 111 PENUTUP………………………………………………………...  22
A.    Kesimpulan…………………………………………………………..  22
B.     Saran………………………………………………………………...   23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………   24






BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
               Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada bijaksana yang terapkan kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah.
               Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi pendidikan di sekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan agar ia dapat menjalankan  tugasnya dengan baik. Masing-masing persyaratan ini saling berkaitan antar yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar, kepribadian  yang baik serta memiliki pengalaman kerja.
               Di antara pemimpin-pemimpin pendidikan yang bermacam-macam jenis dan tingkatannya, kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting. Karena lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan tiap-tiap sekolah. Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan dan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan itu, sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.
               Mengingat pentingnya peranan dan fungsi kepala sekolah itu, maka di dalam makalah ini akan di bahas secara detail tentang kepala sekolah, fungsi kepala sekolah dahulu dan sekarang, syarat-syarat minimal kepala sekolah, serta peranan kepala sekolah sebagai administrator.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1)      Bagaimana perbedaan fungsi kepala sekolah dahulu dan sekarang?
2)      Apa syarat-syarat minimal seorang kepala sekolah?
3)      Bagaimana fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru?












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Fungsi Kepala Sekolah Dahulu dan Sekarang
          Jika kita bandingkan antara tugas kepala sekolah pada masa penjajahan Belanda di Indonesia dengan tugas kepala sekolah dewasa ini, dapat kita lihat betapa jelas perbedaannya . Kita semua mengetahui bahwa tujuan pendidikan di masa penjajahan Belanda di sesuaikan dengan tujuan kolonialisme Belanda.Sedangkan tujuan pendidikan di Indonesia ini harus sesuai dengan dasar dan tujuan Negara Republik Indonesia (Ngalim Purwanto, 1987; 101).
          Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah di masa penjajahan Belanda tidak seluas dan seberat tugas dan tanggung jawab kepala sekolah di masa sekarang. Pada masa itu kepala sekolah lebih merupakan seorang “kepala”(lihat kembali uraian tentang perbedaan “kepala” dan pemimpin ). Ia telah dapat dikatakan berhasil sebagai pemimpin sekolah jika ia dapat bertindak memerintah dan mengawasi anak buah /guru –gurunya,menjalankan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan-peraturan serta ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dan ditetapkan dari atasannya (Ngalim Purwanto, 1987; 101)
          Dalam tugasnya sehari-hari,dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun,lebih banyak merupakan tugas-tugas rutin daripada tugas-tugas yang merupakan inisiatif dan kreatif baru bagi perkembangan dan kemajuan sekolah dan dipimpinya . Betapa tidak! Bukankah segala sesuatu telah diatur dan disediakan oleh atasan,dalam hal ini oleh pemerintah?Gedung sekolah dan perlengkapannya telah tersedia;ia tidak perlu terlalu pusing memikirkan kekurangan ruanganatau bangku-bangku murid,dsb.Alat-alat pelajaran,termasuk buku tulis,buku-buku pelajaran dan perpustakaan untuk guru maupun murid-murid telah tersedia dan ditetapkan oleh pemerintah. Di samping itu, kepala sekolah tidak perlu terlalu pusing memikirkan gaji dan kenaikan tingkat guru-gurunya, apalagi honorarium,uang vakasi, dsb (Ngalim Purwanto, 1987; 102).
           Terhadap sekolah pada masa penjajahan Belanda tidak dituntut adanya hubungan dan kerja sama dengan masyarakat.Bahkan sebaliknya, sekolah merupakan lembaga pendidikan yang terpisah dari kehidupan masyarakat lingkungannya. Oleh sebab itu, sebagai kepala sekolah pada masa itu, tidak perlu memikirkan bagaimana membentuk organisasi BP3 (Badan Pembantu Pembinaan Pendidikan) atau POMG(Persatuan Orang tua Murid dan Guru), bagaimana menyusun anggaran dasar BP3/POMG dan peraturan/ketentuan-ketentuan yang dapat mengatur hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat, khususnya orang tua murid, dalam membina dan memajukan sekolahnya. Pemikiran tentang perkembangan atau perubahan kurikulum pun tidak menjadi tanggung jawab kepala sekolah karena hal itu adalah tanggung jawab pemerintah dan telah ditetapkan oleh pemerintah. Kepala sekolah dan guru-guru tinggal menjalankan seperti apa adanya saja (Ngalim Purwanto, 1987; 102).
          Ini berlainan dengan kepala sekolah sekarang setelah  Indonesia merdeka. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mengalami perkembangan  dan perubahan, baik dalam sifat maupun luasnya. Sesuai dengan pendidikan di Negara kita Indonesia yang bersifat nasional-demokratis, maka sikap dan sifat kepemimpinan kepala sekolah pun harus berubah dan mengarah kepada kepemimpinan pendidikan yang demokratis. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah makin luas dan makin banyak bidangnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis-akademis saja.Benar bahwa hal itu adalah tugas dan tanggung jawab yang pokok bagi seorang kepala sekolah. Akan tetapi, mengingat situasi dan kondisi serta pertumbuhan persekolahan di Negara kita dewasa ini, banyak masalah baru yang timbul yang harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk di pecahkan dan dilaksanakannya. Kekurangan ruang belajar, gedung sekolah yang sudah rusak , perlengkapan  gedung yang sangat kurang dan tidak memenuhi syarat, tidak adanya alat-alat pelajaran, buku-buku pelajaran yang hampir setiap tahun berubah, cara penampungan murid baru yang setiap tahun bertambah, kekurangan tenaga guru dan kesulitan pengangkatannya, dsb.,dsb.,semua ini memerlukan pemikiran dan menambah tugas serta tanggung jawab kepala sekolah (Ngalim Purwanto, 1987; 102).
          Memang benar, masalah-masalah pendidikan seperti dikemukakan di atas pada umumnya  merupakan masalah nasional sehingga pemecahannya pun harus secara nasional:oleh pemerintah, aparat pendidikan, bersama-sama dengan masyarakat. Akan tetapi, sebagai kepala sekolah yang justru langsung terlibat dan berkecimpung di dalam arus masalah-masalah tersebut, dia tidak boleh sama sekali lepas  tangan dan menyerahkannya semata-mata  kepada pemerintah.Inisiatif dan kreativitas yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan sekolah terhadap sekolah yang dipimpinnya (Ngalim Purwanto, 1987; 103).
          Dalam usaha memajukan sekolah dan menanggulangi  kesulitan-kesulitan yang dialami  sekolah, baik yang bersifat material seperti: perbaikan gedung sekolah, penambahan ruang, alat-alat perlengkapan, dsb.maupun yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak dapat bekerja sendiri hanya dengan guru-gurunya saja. Hubungan dan kerja sama yang baik dan produktif antara sekolah dan masyarakat perlu dibina. Misalnya pembentukan BP3/POMG yang benar-benar di manfaatkan untuk kemajuan dan pembinaan sekolah, mengadakan hubungan kerja sama dan instansi-instansi lain yang erat hubungannya dengan pendidikan anak-anak, baik negeri maupun swasta (Ngalim Purwanto, 1987; 103).

B.     Syarat-syarat minimal seorang  kepala sekolah
          Untuk menjalankan tugas sebagai  kepala sekolah yang baik diperlukan  seseorang yang memiliki syarat-syarat tertentu. Di samping syarat-syarat ijazah ( yang merupakan syarat formal ), juga pengalaman kerja  dan kepribadian yang baik perlu di perhatikan . Dalam peraturan  yang berlaku di Departemen P dan K, untuk setiap tingkatan dan jenis sekolah sudah di tetapkan syarat-syarat yang diperlukan untuk pengangkatan seorang kepala sekolah. Seperti telah kita ketahui bahwa untuk kepala sekolah taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) serendah-rendahnya berijazah SGA/SPG atau SGTK (SPG jurusan B). Maka  ijazah yang diperlukan bagi seorang kepala sekolah pun hendaknya sesuai dengan jurusan atau jenis sekolah yang di pimpinnya (Ngalim Purwanto, 1987; 103-104).
          Syarat-syarat lain di samping ijazah dan pengalaman bekerja adalah kepribadian dan kecakapan yang dimilikinya. Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang baik dan sesuai dengan kepemimpinan yang akan dipegangnya. Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki sifat-sifat jujur,adil dan dapat di percaya,suka menolong dan membantu guru dalam menjalankan tugas dan mengatasi kesulitan-kesulitannya ,bersifat sabar dan memiliki kestabilan emosi,percaya kepada diri sendiri dan dapat mempercayai guru-guru atau pegawai-pegawainya,bersifat luwes dan ramah,mempunyai sifat tegas dan konsekuen yang tidat kaku,dan lain sebagainya (Ngalim Purwanto, 1987; 105).
          Jika kita simpulkan apa yang telah diuraikan, maka menurut Ngalim Purwanto (1987; 106) bahwa syarat-syarat minimal bagi seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1)      Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2)      Mempunyai pengalaman bekerja yang cukup, terutama di sekolah yang sejenis dengan sekolah yang dipimpinnya.
3)      Memiliki kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan.
4)      Mempunyai keahlian dan berpengetahuan luas, terutama mengenai bidang-bidang pengetahuan dan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya.
5)      Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan sekolahnya.

C.    Kepala sekolah sebagai administrator
          Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan (Ngalim Purwanto, 1987; 106).
          Telah diketahui sebelumnya bahwa dalam setiap kegiatan administrasi mengandung di dalamnya fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengordinasian, pengawasan, pegawaian, dan pembiayaan. Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya (Ngalim Purwanto, 1987; 106).

v  Fungsi Kepala Sekolah sebagai Administrator
Menurut Ngalim Purwanto (1987; 106-112)  kepala sekolah sebagai administrator harus mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.      Membuat perencanaan
          Salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaan. Perencanaan merupakan salah satu syarat  mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Tanpa perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan juga kegagalan (Ngalim Purwanto, 1987; 106-107).
          Oleh karena itu, setiap kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan.Setiap tahun, menjelang dimulainya tahun ajaran baru, kepala sekolah hendaknya sudah siap menyusun rencana yang akan dilaksanakan untuk tahun ajaran berikutnya (Ngalim Purwanto, 1987; 107).
          Menurut Ngalim Purwanto (1987;107), maka rencana atau program tahunan hendaknya mencakup bidang-bidang seperti berikut:
1)      Program pengajaran, seperti antara lain kebutuhan tenaga guru sehubungan dengan kepindahan dll.; pembagian tugas mengajar; pengadaan buku-buku  pelajaran, alat-alat pelajaran, dan alat peraga; pengadaan atau pengembangan laboratorium sekolah; pengadaan atau pengembangan perpustakaan sekolah;system penilaian hasil belajar; kegiatan-kegiatan kokurikuler; dan lain-lain.
2)      Kesiswaan atau kemuridan, antara lain syarat-syarat dan prosedur penerimaan murid baru, pengelompokan siswa atau murid dan pembagian kelas, bimbingan atau konseling murid, pelayanan kesehatan murid (UKS), dan sebagainya.
3)      Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru atau pegawai baru, pembagian tugas/pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, mutasi dan atau promosi guru dan pegawai sekolah, dan sebagainya.
4)      Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan yang telah direncanakan, baik uang yang berasal dari pemerintah, atau dari POMG atau BP3, ataupun sumber lainnya. Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru (http://ortujcis.wordpress.com/2008/07/20/tujuh-peran-kepala-sekolah).
5)      Perlengkapan, yang meliputi perbaikan atau rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang kelas, perbaikan atau pembuatan pagar pekarangan sekolah, perbaikan atau pembuatan lapangan olah raga, perbaikan atau pengadaan bangku murid, dan sebagainya.
                Perlu diperhatikan,  bahwa dalam penyusunan  rencana tahun ini, guru-guru dan pegawai sekolah hendaknya diikutsertakan. Ikut sertanya guru-guru dan pegawai sekolah dapat membantu pemikiran dan ide-ide serta pemecahan masalah yang mungkin tidak terpikirkan atau tidak dapat dipecahkan sendiri oleh kepala sekolah. Di samping itu, dengan diikutsertakannya guru-guru dan pegawai sekolah, mereka akan merasa bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah mereka rencanakan dan mereka sepakati bersama (Ngalim Purwanto, 1987; 107).
b.      Menyusun organisasi sekolah
           Organisasi merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang penting pula di samping perencanaan. Di samping sebagai alat, organisasi dapat pula dipandang sebagai wadah atau struktur dan sebagai proses (Ngalim Purwanto, 1987; 108).
                      Penyusunan organisasi merupakan tanggungjawab kepala sekolah sebagai administrator pendidikan. Sebelumnya ditetapkan, penyusunan organisasi itu sebaiknya dibahas bersama-sama dengan seluruh anggota agar hasil yang diperoleh benar-benar merupakan kesepakatan bersama.Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk mendelegasikan tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
          Sebagai wadah, organisasi merupakan tempat kegiatan-kegiatan administrasi itu dilaksanakan. Dan jika dipandang sebagai proses, maka organisasi merupakan kegiatan-kegiatan atau menyusun dan menetapkan hubungan-hubungan kerja antarpersonel. Kewajiban-kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian atau personel yang termasuk di dalam organisasi itu disusun da ditetapkan menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju kepada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Ngalim Purwanto, 1987; 108).
           Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, dan melaksanakan pembagian tugas serta wewenangnya kepada guru-guru dan pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi sekolah yang telah disusun dan disepakati bersama (Ngalim Purwanto, 1987; 108).
          Menurut Ngalim Purwanto (1987; 108-109) untuk menyusun organisasi sekolah yang baik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Mempunyai tujuan yang jelas.
2)      Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut.
3)      Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan, kesatuan pikiran,  dsb.
4)      Adanya kesatuan perintah (unity of command); para bawahan/anggota hanya mempunyai seorang atasan langsung, dan daripadanya ia menerima perintah atau bimbingan, serta kepadanya ia harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya.
5)      Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang di dalam organisasi itu,. Sebab, tidak adanya keseimbangan tersebut akan memudahkan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan seperti:
-          jika wewenang lebih besar daripada tanggung jawab, mudah menimbulkan penyalahgunaan wewenang;
-          jika tanggung jawab lebih besar daripada wewenang, mudah menimbulkan banyak kemacetan, merasa tidak aman atau ragu-ragu dalam tindakan.
6)      Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan atau bakat masing-masing.
7)      Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan koordinasi,  pengawasan, dan pengendalian.
8)      Pola organisasi hendaknya permanen. Artinya, meskipun struktur organisasi dapat dan memang harus diubah sesuai dengan tuntutan perkembangan, fleksibilitas dalam penyesuaian itu jangan bersifat prinsip. oleh karena itu, pola dasar struktur organisasi perlu dibuat sedemikian rupa sehiingga sedapat mungkin permanen.
9)      adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure); bawahan atau anggota tidak merasa gelisah karena takut dipecat, ditindak sewenang-wenang, dsb.
10)  garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas tergambar di dalam struktur atau bahan organisasi.




struktur organisasi sekolah
Menurut Ngalim Purwanto (1987; 109) diberikan dua contoh struktur organisasi sekolah sekadar untuk memperjelas pemahaman anda.

Contoh 1 :

STRUKTUR ORGANISASI SMA”X

POMG/BP3
Kepala (pem.sekolah)
 

                     
TU sekolah
 


Wk.KS urusan kur. & peng
Wk.KS urs. Sarana/prasarana & humas
Wk.KS urusan kesiswaan
 
O S I S
Siswa/siswi
Koordinator perpustakaan
Koordinator BP / BK
Wali kelas & guru-guru
 








Contoh 2 : STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH “Y
POMG/BP3
Kep.sekolah
Wk. Kep. Sek
Dewan Guru
TU Sekolah
Urusan  BP / BK
Urusan Kur. /Peng
Urusan Gedung/Perl.
Urusan Kes.Sosial
Wali Kelas
S I S W A
 











Keterangan:
                            Garis komando dan staf
                            Garis koordinasi
-          Tiap-tiap bagian, kecuali wali kelas dan guru, mempunyai staf masing-masing.
-          Struktur Organisasi ini diambil dari salah satu SMA di Jakarta dengan sedikit modifikasi.

Dengan membandingkan kedua contoh tersebut di atas, menurut Ngalim Purwanto (1987; 110) jelas kiranya bahwa bentuk kompleksitas organisasi sekolah bergantung pada berbagai factor, antara lain:
·         Tingkat dan jenis sekolah yang bersangkutan
·         Besar-kecilnya sekolah dan banyak-sedikitnya siswa
·         Alat perlengkapan dan alat-alat belajar-mengajar yang tersedia
·         Kegiatan-kegiatan belajar atau kurikulum yang hndak dicapai. Sistem \kredit semester atau system internasional
·         Anggaran biaya yang tersedia, termasuk sumber-sumber dana yang dapat diusahakan.
c.       Bertindak Sebagai Koordinator dan Pengarah
Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, seperti tergambar di dalam struktur organisasi sekolah, memerlukan adanya koordinasi serta pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar personal sekolah. Dengan kata lain, adanya pengoordinasian yang baik memungkinkan semua bagian atau personal bekerja sama saling membantu kearah satu tujuan yang telah ditetapkan seperti kerja sama antara urusan antara urusan kurikulum dan pengajaran dengan guru-guru, kerja sama antara urusan bimbingan dan konseling dengan para wali kelas, kerja sama antara bagian tata usaha dengan wali kelas dan guru-guru, dan sebagainya (Ngalim Purwanto, 1987; 111).
d.      Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian
Pengelolaan kepegawaian mencakup didalamnya penerimaan dan penempatan guru atau pegawai sekolah, pembagian tugas pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, mutasi dan atau promosi guru dan pegawai sekolah, dsb. Tugas-tugas yang menyangkut pengelolaan kepegawaian ini sebagian besar dikerjakan oleh bagian tata usaha sekolah seperti pengusulan guru dan atau pegawai guru, kenaikan pangkat guru-guru dan pegawai sekolah, dan sebagainya (Ngalim Purwanto, 1987; 111).
Agar pekerjaan sekolah dapat dilakukan dengan senang, bergairah, dan berhasil baik, maka dalam memberikan atau membagi tugas pekerjaan personal, kepala sekolah hendaknya memperhatikan kesesuaian antara beban dan jenis tugas dengan kondisi serta kemampuan pelaksanaannya seperti antara lain:
·         Jenis kelamin (pria atau wanita)
·         Kesehatan fisik (kuat-tidaknya melakukan pekerjaan itu)
·         Latar belakang pendidikan atau ijazah yang dimiliki
·         Kemampuan dan pengalaman kerja
·         Bakat, minat, dan hobi
Hal lain yang termasuk kegiatan pengelolaan kepegawaian ialah masalah kesejahteraan personel. Yang dmaksud dengan kesejahteraan personel bukan hanya kesejahteraan yang berupa materi atau uang, tetapi juga kesejahteraan yang bersifat rohani dan jasmani, yang dapat mendorong para personel sekolah bekerja lebih giat dan bergairah. Menurut Ngalim Purwanto (1987; 112) banyak cara yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan personel sekolah, seperti:
·         Membentuk semacam ikatan keluarga sekolah yang bersifat social
·         Membentuk koperasi keluarga personel sekolah
·         Mengadakan kegiatan-kegiatan seperti olahraga, diskusi-diskusi yang berhubungan dengan pengembangan profesi guru-guru atau pegawai sekolah
·         Member kesempatan dan bantuan dalam rangka pengembangan karier, seperti kesempatan melanjutkan plajaran, kesempatan mengikuti penataran-penataran, Selma tidak menganggu atau merugikan jalannya sekolah
·         Mengusulkan dan mengurus kenaikan gaji atau pangkat guru-guru dan pegawai tepat pada waktunya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dan semuanya memerlukan kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan sebagainya disertai pengawasan dan pembinaan yang tepat dan berkelanjutan.
v  Peran kepala sekolah sebagai administrator
Peranan kepala sekolah sebagai administrator memiliki dua tugas utama. Pertama, sebagai pengendali struktur organisasi, yaitu mengendalikan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa tugas tersebut harus dikerjakan dandengan siapa beriteraksi dalam megerjakan tugas tersebut. Kedua,melaksanakan administrasi substansi yang mencakup administrasi kurikulum,kesiswaan, personalia, keuangan, sarana hubungan dengan masyarakat, dan administrasi umum. (http://etd.eprints.ums.ac.id/6767/1/Q100030096.pdf ).

Peranan Kepala Sekolah dalam  Pengembangan Program Pelayanan Murid
Walaupun kepemimpinan kepala sekolah penting di bidang-bidang lain, bagi program pelayanan ia sering sangat menentukan. Menurut Oteng Sutisna (1989, 82) factor-faktor tersebut antara lain:
1)      Pelayanan murid adalah bidang yang sensitive, menyentuh masalah-masalah yang bisa membangkitkan perasaan-perasaan yang kuat
2)      Ada banyak salah tafsir dan ketaksetujuan yang jujur tentang isyu-isyu tertentu
3)      Bidang pelayanan murid melibat banyak kegiatan, dan masalah perumusan dan koordinasi sulit
Dalam hubungan dengan fungsi pelayanan murid ini, masalah-masalah yang dihadapi oleh semua kepala sekolah menurut Oteng Sutisna (1989, 82) antara lain:
1)      Disiplin
2)      Menyediakan bimbingan dan penyuluhan
3)      Putus sekolah
4)      Absensi
5)      Hubungan guru-murid
6)      Hubungan sekolah-orang tua
7)      Kegiatan murid
8)      Murid lamban
9)      Melaporkan kemajuan murid
10)  Melanjutkkan studi ke pendidikan yang lebih tinggi
Bagi kepala sekolah yang ingin memecahkan masalah ini adalah suatu permulaan yang baik nampaknya terletak pada cara kepala sekolah sendiri memandang program pelayanan murid itu. Kepala sekolah harus menerima dan mengkomunikasikan melalui kepemimpinannya suatu titik pandangan bahwa sekolah hadir untuk kepentingan anak didik, sama seperti Negara hadir untuk kepentingan warganya (Oteng Sutisno, 1989; 83).
Tanggung Jawab Kepala Sekolah Dalam Memlihara Disiplin Yang Efektif
1)      Memajukan pendekatan positif terhadap disiplin
Kepala sekolah selaku pemimpin sekolahnnya, harus mengambil pimpinan dalam memajukan pendekatan positif terhadap disiplin.
Menurut Oteng Sutisno (1989; 114) bahwa factor-faktor dan praktek-praktek yang menolong dalam pengembangan pola-pola perilaku yang baik di sekolah adalah:
a)      Harus ada pemahaman dan pengakuan oleh guru dan murid tentang maksud dan nilai dari norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku.
b)      Tekanan hendaknya diletakkan pada disiplin-diri oleh guru dan murid.
c)      Guru dan muridnya hendaknya bekerja sama dalam membangun, memelihara, dan memperbaiki aturan-aturan dan norma-norma.


2)      Memelihara Tata Tertib
Sekolah-sekolah tentu harus berusaha untuk mencari sebab-sebab kelakuan murid yang melanggar tata tertib dan mengobati sebab-sebab kelakuan serupa itu dan bukan gejalanya. Kebijaksanaan untuk menangani perkara-perkara ini hendaknya tegas, dan tanggung jawab para guru dan anggota staf lain dibidang ini hendaknya dipahami. Guru yang cakap bisa dan hendaknya melakuka control terhadap muridnya (Oteng Sutisna, 1989; 116-117).
Peranan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Potensi Pengajaran dan Belajar yang Terdapat di Perpustakaan Sekolah
Menurut Oteng Sutisna (1989; 156) bahwa kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang penting dalam mengembangkan potensi pengajaran dan belajar ang terdapat di perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1)      Untuk bertindak selaku penganjur  penambahan bantuan keuangan bagi pengembangan fasilitas perpustakaan.
2)      Untuk memupuk pemahaman diantara para guru dan personil perpustakaan tentang maksud-maksud perpustakaan sebagai sumber belajar primer maupun suplementer.
3)      untuk menggalangkan penggunaan sumber-sumber perpustakaan yang optimum melalui penggunaan fasilitas-fasilitas dengan tanpa bayar.
4)      Untuk menyediakan dana-dana yang diperlukan buat pengadaan tempat penyimpanan, perlengkapan, fasilitas, dan perbekalan bagi pengelolaan perpustakaan, dan buat penambahan dan perbaikan buku-buku
5)      Untuk menoordinasi penggunaan bahan dan fasilitas perpustakaan, laboratorium belajar, dan alat pengajaran diri pribadi untuk menjamin manfaat yang maksimum bagi semua guru dan murid.
Peranan Kepala Sekolah Tentang Penggunaan dan Pemeliharaan Gedung Sekolah
Peranan kepala sekolah dalam hal ini adalah menetapkan jadwal kegiatan didalam gedung, merencanakan penggunaan seluruh gedung, dan mengatur pemeliharaannya. Kepala sekolah sudah tentu tidak bisa melakukan sendiri semua pekerjaan ini. Selain personil pemeliharaan gedung ada anggota-anggota staf lain yang bisa dilibatkan oleh kepala sekolah dalam kegiatan pemeliharaan gedung sekolah. Salah satu masalah yang dihadapi oleh kepala sekolah dari hari kehari adalah penggunaan gedung oleh murid. Tanggung jawab pokok kepala sekolah dalam hal ini adalah untuk membantu murid-murid memiliki perasaan bangga itu yang bisa datang dari suatu gedung yang bersih, rapi, dan menarik (Oteng Sutisna, 1989; 157-158).
Menurut 0teng Sutisna (1989; 158) ada lima hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para kepala sekolah dalam manajemen gedung sekolah adalah sebagai berikut:
1)      Memajukan iklim belajar
2)      Memajukan kesehatan dan keamanan
3)      Memelihara gedung secara ekonomis
4)      Melindungi barang-barang milik sekolah
5)      Memajukan citra masyarakat yang sesuai
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelayanan Kesehatan dan Keamanan
Kepala sekolah berurusan dengan kesehatan sekolah disebabkan semua murid berada dalam tanggung jawabnya. Logis bahwa hal jatuh sakit dan kecelakaan bisa terjadi. Kepala sekolah harus memahami bagaimana masalah-masalah ini hendaknya ditangani.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami uraikan adalah sebagai berikut :
1)        Terhadap sekolah pada masa penjajahan Belanda tidak dituntut adanya hubungan dan kerja sama dengan masyarakat, bahkan sebaliknya sekolah merupakan lembaga pendidikan yang terpisah dari kehidupan masyarakat lingkungannya. Oleh sebab itu kepala sekolah pada masa itu tidak perlu memikirkan bagaimana membentuk organisasi BP3, dan sebagainya. Sedangkan kepala sekolah sekarang setelah Indonesia merdeka tugas dan tanggung jawab kepala sekolah makin luas dan makin banyak bidangnya.
2)      Syarat-syarat minimal dari seorang kepala sekolah adalah ijazah (yang merupakan syarat forma), pengalaman bekerja, dan kepribadian yang baik, mempunyai keahlian dan berpengetahuan luas, dan sebagainya.
3)      Sebagai administrasi pendidikan, kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi administrasi yang diterapkan ke dalam kegiatan-kegiatan sekolah yang dipimpinnya seperti membuat rencana atau program tahunan, menyusun organisasi sekolah, melaksankan pengoordinasian dan pengarahan, dan melaksanakan pengelolaan kepegawaian.
4)      Bidang-bidang yang tercakup di dalam program tahunan yang dibuat ole kepala sekolah meliputi program pengajaran, kesiswaan atau kemuridan, kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan atau sarana dan prasarana sekolah.
5)      Dalam menyusun organisasi sekolah perlu diperhatikan prinsip-prinsip pengorganisasian yang baik, dan di dalam pelaksanaannya, diperlukan pengoordinasian serta pengarahan yang kontinyu dan pimpinan sekolah.
6)      Pengelolaan kepegawaianyang dalam ilmu administrasi biasa disebut manajemenmerupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang sangat penting karena manajemen merupakan inti keseluruhan kegiatan administrasi. Pengelolaan kepegawaian yang menjadi tugas dan tanggung jawab kepala sekolah meliputi penerimaan, penempatan, dan pemberiantugas guru dan pegawai sekolah; usaha dan peningkatan kesejahteraan guru-guru dan pegawai sekolah, baik yang bersifat material, jasmani, rohani; dan peningkatan mutu professional serta pengembangan karier mereka.

B.     Saran
Adapun saran yang disampaikan penulis yaitu diharapkan kepada pembaca agar mempergunakan makalah ini sebagai bahan kajian dalam memahami administrasi pendidikan khususnya masalah fungsi dan tanggungjawab kepala sekolah sebagai administrator. Selain itu kami sangat mengharapkan kritik demi kesempurnaan makalah kami.







DAFTAR PUSTAKA
Http://etd.eprints.ums.ac.id/6767/1/Q100030096.pdf
Purwanto, Ngalim,  1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim, 1979. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara
Sutisna, Oteng, 1989. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa