BAB I
PENDAHULUAN
Sejalan dengan pergeseran makna
pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented)
ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran
guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah
penguatan peran guru sebagai motivator.
Proses pembelajaran akan berhasil
manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga
terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Dalam perspektif manajemen maupun
psikologi, kita dapat menjumpai beberapa teori tentang motivasi (motivation)
dan pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat membantu para manajer
(baca: guru) untuk mengembangkan keterampilannya dalam memotivasi para siswanya
agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya secara unggul. Kendati
demikian, dalam praktiknya memang harus diakui bahwa upaya untuk menerapkan
teori-teori tersebut atau dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang
motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya
masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu (siswa), baik yang
terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan
eksternal yang mempengaruhinya.
Terlepas dari kompleksitas dalam
kegiatan pemotivasian tersebut, dengan merujuk pada pemikiran Wina Senjaya
(2008), di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa.
- Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
- Membangkitkan minat siswa.
- Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam
belajar.
- Berilah pujian yang wajar terhadap setiap
keberhasilan siswa.
- Berikan penilaian.
- Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan
siswa.
- Ciptakan persaingan dan kerja sama.
Di samping beberapa petunjuk cara
membangkitkan motivasi belajar siswa di atas, adakalanya motivasi itu juga
dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti
memberikan hukuman, teguran, dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat
(menantang). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam
kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi
dengan cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah
seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan
motivasi dengan cara negatif dihindari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Peranan Guru
Sebagai Motivator
Adapun peranan guru sebagai
motivator adalah:
1)
Bersikap terbuka, dalam arti guru
harus melakukan tindakan yang mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan
pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mau
menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam batas tertentu berusaha
memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, menunjukkan
perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap
ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.
2)
Membantu siswa agar mampumemahami
dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal, dalam arti guru
harus mampu memberikan gambaran tentang kemampuan dan kelemahan para siswanya, mendorong
siswa untuk sekali waktu mengungkapkan perasaannya, membantu siswa agar
memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan.
3)
Menciptakan hubungan yang serasi dan
penuh kegairahan dal interaksi belajar mengajar di kelas, dalam menunjukkan
kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secar
positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu
mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah
pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya.
B. Macam-Macam Motivasi
Motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
1)
Motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya.
a)
Motif-Motif Bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang
dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contoh: dorongan
untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristrirahat.
Motif-motif ini seringkali disebut motif-moti yang disyaratkan secara biologis.
b) Motif-motif yang dipelajari
Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai
contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk
mengejar sesuatu didalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan
motif-motif yang diisyaratkan secara social. Sebab manusia hidup dalam
lingkungan social dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi terbentuk.
Di samping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif ini:
·
Cognitive Motives
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni
menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada didalam diri
manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini
adalah sangat primer dalam kegiatan belajar disekolah, terutama yang berkaitan
dengan pengembangan intelektual.
·
Self-expression
Penampilan diri adalah sebagaian dari perilaku
manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan
bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat kejadian. Untuk itu
memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang
itu ada keinginan untuk aktualisasi diri.
·
Self-enhancemeent
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi
akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini
menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat
diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu
prestasi.
2. Jenis
motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
Motif atau kebutuhan organis,
meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, berbuat dan
kebutuhan untuk beristrirahat. Ini sesuai dengan jenis physiological drives
dari Frandsen.
Motif-motif darurat. Yang termasuk
dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan
untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini
timbul karena rangsangan dari luar.
Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut
kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaru minat.
Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar
efektif.
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan
jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi
rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: reflex, instink
otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu: kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk
melalui empat momen.
·
Momen timbulnya alasan.
Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat
berlatih olah raga untuk menghadapi suatu porseni disekolahnya, tetapi
tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu membeli tiket karena
tamu itu mau kembali kejakarta. Si pemuda itu kemudian mengantarkan tamu
tersebut. Dalam hal ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan
sesuatu kegiatan. Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu atau
mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.
·
Momen pilih.
Momen pilih maksudnya dalam keadaan pada waktu ada
alternative-alternatif yang mengakibatkan persaingan antara alternative atau
alasan-alasan itu. Kemudian seseorang menimbang-nimbang dari berbagai
alternative untuk kemudian menentukan pilihan alternative yang akan dikerjakan.
·
Momen putusan.
Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang
tentu akan berakhir dengan dipilihnya atu alternative. Satu alternative yang
dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan.
·
Momen terbentuknya kemauan.
Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk
dikerjakan, maka timbulah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak,
melaksanakan putusan itu.
4. Motivasi
Instrinsik dan ekstrinsik
a.
Motivasi instrinsik.
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
menyurh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya
kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah
ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara
konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “instrinsic motivations are
inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah
sebab motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya, memang
benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau
ganjaran.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi
instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengatahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk
menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak
mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang
menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan pengetahuan. Jadi memang
motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial,
bukan sekedar symbol dan seremonial.
b.
Motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu
belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai
baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting
bukan karena belajar ingin mngetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai
yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bargayut dengan esensi apa
yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrensik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti baahwa motivasi
ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar
tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah,
dan juga mungkin komponen-kompenen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang
kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
C. Fungsi dan
Bentuk Motivasi Dalam Kegiatan Pembelajaran
Penggerak motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan
melalui berbagai cara, sebagai berikut:
1)
Metode Penemuan (Bruner)
Metode ini dimaksudkan agar siswa memberri stimulus
terhadap dirinya sendiri, sehingga siswa itu sendiri yang melakukan fungsi
penggerak motivasinya.
2)
Motivasi Kompetensi (Robert White)
Motivasi kompetensi menggerakkan tindakan-tindakan
seperti: menyelidiki, memperhatikan ,berbicara, penalaran,dan manipulasi.
3)
Belajar Terprogam (Bert Kersh)
Kelompok belajar secara terbimbing berisikan
serangkaian pertanyaan dan jawaban, yang disusun secara terhadap sampai pada
penyelesaian masalah. Cara belajar seperti ini menurut siswa untuk membuat
inferensi dan mengingat aturan-aturan tanpa bantuan atau penjelasan dari guru.
4)
Prosedur Brainstorming (Torrance)
Prosedur ini dimaksudkan agar siswa mampu memproduksi
ide-ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik. Istilah lain dari
prosedur ini adalah prosedur urun pendapat. Beberapa keuntungan dari
prosedur urun pendapat ini adalah bisa menghasilkan ide-ide lebih banyak
dibandingkan dengan cara lain, seperti pengarahan janji, atau pun hadiah.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi
yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan
pencapaian prestasi belajarnya.
D. Bentuk-Bentuk
Motivasi Di Sekolah
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. Member
angka
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan
motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa yang bekerja
atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukan
motivasi kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan
angka baik. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah
bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang
terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga
tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan efeksinya.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi
tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu
pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang
terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa tidak mmiliki bakat
menggambar.
3. Saingan
atau kompetensi
Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baikpersaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang
unsure persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industry atau perdagangan,
tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4.
Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi
yang cukup penting.
5. Member
ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui
aka nada ulangan. Oleh karena itu member ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering
(misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam
hal ini guru harus juga terbuka maksudnya, kalau akan ulangan harus
diberitahukan kepada siswanya.
6.
Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau
terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri
siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah
bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus
tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.
Hukuman bagai reinforcement yang negative
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
8. Hasrat
untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan,
ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibndingkan segala
sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.
9. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsure minat.
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau
minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan
lancer kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat
dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
·
Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
·
Menghubungkan dengan persoalan
pengalaman yang lampau
·
Member kesempatan untuk mendapatkan
hasil yang baik
·
Menggunakan berbagai macam bentuk
mengajar
10. Tujuan
yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh
siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka
akan timbul gairah untuk terus belajar.
E. Mengetahui
cara untuk menjadi guru yang penuh motivasi
1.
Memanfaatkan Perangkat Visual
Seorang siswa mungkin memerlukan variasi suasana
belajar-mengajar. Siswa juga tidak bisa terus dipaksa untuk terus memperhatikan
gurunya yang menyampaikan banyak materi di dalam buku pelajaran. Suatu ketika,
siswa pasti akan jenuh jika terus belajar dengan cara yang begitu monoton
seperti itu. Kaalau sudah demikian, maka akan sulit bagi anda untuk bisa
mengajak mereka agar tetap bertahan dan berkonsentrasi dalam menyimak
pelajaran.
Oleh sebab itu, beberapa hal di bawah ini mungkin
dapat dicoba diterapkan di dalam kelas:
a.
Tulislah sebuah ringkasan informasi
atau informasi yang berkenaaan dengan materi pelajaran anda pada selembar
kertas dengan alat tulis berwarna. Lalu, bagikan kertas itu pada siswa-siswa.
Pada saat anda memberikan penjelasan, rujuklah pada kertas info tersebut
sehingga perhatian siswa tidak menjadi jenuh karena harus selalu terpaku kepada
anda.
b.
Belajarlah untuk membuat sebuah
gambar tertentu yang dapat anda gunakan untuk menjelaskan kesimpulan dari suatu
materi pelajaran. Siswa juga akan mudah mengingat sesuatu jika mereka dibantu
dengan gambar-gambar. Kehebatan dari kekuatan gambar ini dapat anda buktikan
sendiri misalnya ketika anda melihat sebuah gambar segitiga menyerupai berlian
yang merupakan logo perusahaan Mitsubishi. Dengan anda melihat gambarnya saja,
anda sudah dapat mengingat jenis mobil dan produk elektronik apa saja yang
dikeluarkan pabrik asal jepang itu. Itulah salah satu kekuatan gambar untuk
mempertajam daya ingat.
c.
Seorang siswa bukanlah objek yang
harus selalu diarahkan dan diberi tahu. Mereka juga adalah manusiaa-manusia
merdeka yang harus dimotivasi untuk mandiri, terutama dalam menemukaan
informasi yang memang penting. Oleh sebab itu, doronglah siswa anda untuk dapat
menjelaskan informasi apapun yang mereka ketahui dengan menggunakan sebuah
kertas kerja.Mintalah mereka untuk menuliskan tema-tema pokok dari beragam
informasi yang mereka dapatkan ke dalam sebuah gambar berikut sedikit ulasan
menganai penjelasannya.
d.
Jika anda memiliki informasi penting
yang harus disampaikan pada siswa, maka sampaikan informasi itu dengan benar.
Dan, hal yang paling penting, informasi yang anda sampaikan harus mampu
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar mereka mau berusaha untuk dapat
mencari tahu info itu sendiri secara lebih mendalam.
e.
Pada saat anda hendak menyampaikan
sebuah materi pelajaran, maka tulislah beberapa kata kunci atau penjelasan penjelasan
yang merupakan garis besar dari mata pelajaran pada selembar kertas. Teknik
ini, selain memudahkan siswa mengetahui apa-apa saja hal penting dari sebuah
mata pelajaran, mereka juga dapat mengingat hal-hal penting sehingga mereka
akan lebih mudah dalam memahaminya.
2.
Manfaatkan Perangkat Auditorial
Pada setiap kesempatan mengajar, anda pasti berupaya
mengeluarkan suara yang jelas agar apa yang disampaikan dapat ditangkap oleh
siswa-siswa anda. Meski kedengarannya sepele, akan tetapi suara guru yang jelas
memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar anak didik anda.
Memperhatikan kualitas suara anda saat tengah mengajar adalah sama halnya
dengan memperhatikan kesuksesan anda dalam mengajar serta kesuksesan
siswa-siswa anda dalam memahami pelajaran.
Dan sebagai guru, anda perlu memahami apa yang harus
anda lakukan untuk memotivasi siswa-siswa anda. Beberapa hal yang bisa anda
lakukan di antaranya:
a.
Perhatikan perubahan nada,
kecepatan, dan volume suara anda saat menyampaikan pelajaran. Anda perlu
menggunakan variasi vocal untuk memberikan tekanan-tekanan pada bagian-bagian
tertentu yang penting pada materi pelajaran yang tengah anda sampaikan. Dengan
teknik ini, maka siswa-siswa anda akan mampu memahami dan mengingat
dengan mudah semua penjelasan yang anda utarakan.
b.
Anda harus menyampaikan sebuah
informasi atau materi pelajaran dengan bahasa yang jelas, tegas dan terang.
Dengan bahasa seperti itu, maka siswa akan terhindar dari rasa jenuh didalam
kelas.
c.
Salah satu unsure penting yang juga tidak
boleh anda lupakan adalah menjadikan ruang kelas sebagai ajang hiburan.
Misalnya saja, anda bisa membuat lagu yang liriknya berisi tentang
konsep-konsep penting dari suatu mata pelajaran. Anda mungkin dapat membuat
sebuah yel-yel yang isinya memuat kata-kata kunci dari materi pelajaran yang
anda sampaikan.
d.
Jika memungkinkan, anda bisa memutar
music klasik yang memenangkan ketika tengah menyampaikan materi pelajaran.
Music klasik terbukti dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi dengan materi pelajaran
yang dihadapinya.
3. Arahkan
Siswa Untuk Terlibat Aktif Dalam Proses Pembelajaran
Seorang guru yang berhasil adalah guru yang tidak
hanya mampu mentransfer informasi kepada anak-anak didiknya. Lebih dari itu,
seorang guru akan disebut berhasil apabila mereka mampu membuka peluang bagi
siswa-siswanya untuk meraih keberhasilannya sendiri. Dengan kata lain,
keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidaklah semata-mata ditentukan oleh
kemampuan guru dalam menyampaikan materi, melainkan juga didorong oleh
kemampuan guru dalam mengajak anak-anak didiknya untuk terlibat aktif dikelas.
Seorang guru yang penuh motivasi tentu tidak akan
membiarkan siswa-siswanya hanya bersikap pasif dengan mendengarkan penjelasan
yang disampaikan oleh dirinya. Akan tetapi, ia juga akan berusaha untuk
mendorong siswanyan untuk memasuki sebuah pengalaman keilmuan yang maha luas
sehingga mereka benar-benar mengalaminya sendiri secara nyata.
Berkaitan dengan masalah di atas, maka ada berapa hal
yang bisa anda praktikan untuk menjadi guru yang penuh motivasi:
a.
Realisasikan materi pelajaran yang
anda ajarkan dengan praktik nyata dilapangan. Misalnya jika anda sedang
menyampaikan materi mengenai pentingnya menolong sesama, maka ajaklah
siswa-siswa anda mengnjungi panti asuhan, panti jompo dan sekolah untuk
orang-orang cacat. Ajak siswa-siswa anda untuk melakukan sesuatu kegiatan
bersama-sama mereka yang kurang mampu.
b.
Ceritakanlah hal-hal apa yang pernah
anda lakukan, yang sekiranya pengalaman-pengalaman itu berkaitan dengan materi
plajaran yang tengah anda sampaikan. Dengan menggunakan pengalaman nyata yang
anda alami sendiri, maka siswa akan ikut merasakan bahwa ilmu yang tengah
mereka pelajari tidak hanya penting diketahui, melainkan juga untuk
dipraktikan.
c.
Mungkin, sesekali anda juga perlu
meminta kepada siswa-siswa anda untuk menceritakan pengalaman mereka yang
sekiranya berkaitan dengan materi pelajaran yang anda sampaikan. Kemudian,
berilah komentar dan tunjukkan nilai-nilai positif dari pengalaman itu bagi
mereka.
d.
Ada banyak hal baru dalam kehidupan
siswa anda yang barangkali mereka belum mampu memahaminya. Maka, sesekali
cobalah untuk bertanya mengenai misalnya apa-apa yang tadi ia lihat sebelum
berangkat ke sekolah dan bagaimana tanggapan merea mengenai hal itu. Kebiasaan
bertanya ini akan membantu siswa siswa anda untuk bisa bersikap lebih
terbuka terhadap hal-hal baru yang mereka alami sehari-hari.
e.
Mungkin, tidak semua materi
pelajaran yang anda ajarkan akan dapat dialami atau dipraktikan secara langsung
oleh siswa-siswa anda. Misalnya saja, hal-hal yang berkenaan dengan materi
pelajaran yang membutuhkan perlengkapan laboratorium yang memadai. Jika
demikian, ajukan pertanyaan tentang bagaimana mereka bisa menyiasati masalah
itu.
4. Biasakan
Mengulangi Pelajaran Dengan Format Berbeda
Seorang siswa tentu saja tidak akan bisa memahami
pelajaran yang diberikan kepadanya hanya dalam satu kali penjelasan saja.
Mereka membutuhkan langkah-langkah dan tips-tps yang tepat untuk bisa
mengingat, memahami, dan menyerap materi pelajaran yang telah diajarkan.
Sebagai seorang guru, anda juga tidak cukup hanya dengan member penjelasan
dalam satu kali kesempatan saja. Betepapun padatnya jadwal anda, anda harus
tetap berusaha untuk memunculkan motivasii di dalam siswa-siswa anda agar
mereka mau belajar lebih giat demi mendapatkan pemahaman yang jelas.
Salah satu cara yang dapat anda lakukan untuk
memotivasi mereka adalah dengan cara mengulang member materi pelajaran. Ketika
mendengar kata-kata “mengulangi pelajaran” ini, siswa barangkali akan langsung
merasa bosan dan tidak lagi bergairah untuk belajar. Untuk itu, lakukan
kegiatan penguangan materi dengan metode dan format yang berbeda, namun tetap
efektif dan memotivasi. Beberapa langkah di bawah ini barangkali dapat membantu
anda dalam melakukannya.
a.
Ajak siswa-siswa anda ke suatu
tempat untuk mengulangi materi pelajaran yang telah anda ajarkan. Suasana dan
tempat yang baru akan membuat mereka bersemangat dalam belajar.
b.
Jangan sampaikan semua materi yang
sudah anda pernah ajarkan, tetapi sampaikan hanya rangkuman dan garis-garis
besarnya saja.
c.
Mintalah salah seorang dari mereka
untuk menggantikan tugas anda menyampaikan materi pelajaran. Cobalah anda lihat
sejauh apa pemahaman mereka bila pelajaran itu disamaikan oleh salah seorang
teman mereka. Praktikan sebuah diskusi terbuka mengenai materi yang tengah anda
ajarkan dan buatlah semacam kesimpulan dan pengingat untuk lebih mempermudah
mereka dalam memahami materi elajaran.
d.
Jangan biarkan ada salah satu siswa
yang mendominasi forum “mengulang materi” tersebut. Anda harus menjadi
moderator yang baik yang mampu mengatur jalannya diskusi. Berikan waktu bagi
siswa untuk saling bertanya dan mencoba menjawab.
e.
Berikan aplaus atau penghargaan
sekiranya para siswa berhasil memahami materi pelajaran anda, baik itu secara
sempurna atau pun tidak. Penghargaan dan apresiasi akan memberikan motivasi
bagi siswa-siswa untuk belajar dengan lebih giat lagi, bukanlah semua orang
pasti akan merasa senang kalau dipuji.
F. MenjadikanTes
Sebagai Motivator Dalam Belajar
Walaupun telah dikemukakan bahwa nilai yang diperoleh
dalam tes hendaknya tidak dijadikan tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan
tetapi tes dapat digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar.
Hampir semua ahli teori belajar, baik pengikut faham
behaviorisme maupun kognitisme, menekanakan pentingnya umpan-balik berupa nilai
guna meningkatkan belahjar (Thorndike, et.al., 1991). Pengalaman menunjukan
bahwa siswa akan belajar giat dan berusaha lebih giat dan berusaha lebih keras
apabila mereka mengetahui nilai dan prestasi mereka. Paling tidak, para siswa
akan mengetahui akan adanya tes cenderung untuk belajar dan mempelajari apa
yang diperkirakannya akan ditanyakan dalam tes. Dalam hal ini kita dapat
mengatakan bahwa factor yang motivasi dan mengarahkan siswa dalam belajar.
Apabila tes yang digunakan itu memang mengukur prestasi secara benar maka
unsure motivasi dan pengarahan yang dimiliki oleh tes tersebut adalah sangat
berharga.
Robert L.Ebel (1979) mengemukakan
pula bahwa tes kadang-kadang dianggap sebagai motivator ekstrinsik atau
motivator dari luar diri, bukan motivator instrinsik.
Sebagaimana teori psikologi mengatakan, efek motivator
ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan segera hilang apabila tujuan
telah tercapai atau apabila tujuan semula terlalu sulit untuk dicapai. Oleh
karena itu motivator intrinsic dianggap lebih baik karena efeknya lebih awet
dan memiliki daya motivasi yang lebih tinggi. Namun, Ebel mengatakan lebih
lanjut, dalam masalah belajar tidaklah penting untuk membedakan mana yang
didorong oleh motivasi ekstrinsik karena yang penting adalah tercapainya tujuan
belajar itu sendiri. Kalau memang belajar akan dapat terjadi dengan memberikan
motivasi ekstrinsik maka justru motivasi inilah yang perlu kita manipulasi dan
kita manfaatkan sehingga memberikan efek maksimal terhadap usaha dalam belajar.
Apabila kalau disadari bahwa proses memberikan motivasi ekstrinsik jauh lebih
mudah daripada membangun motivasi instrinsik dalam diri seorang.
Disamping antisipasi akan adanya tes itu sendiri dapat
berlaku sebagai motivasi untuk belajar, teori psikologi beaviorisme memandang
bahwa hasil tes yang baik dan yang segera diketahui oleh siswa yang
bersangkutan akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempunyai efek
memperkuat dorongan untuk belajar kembali. Dengan kata lain, memperoleh nilai
yang baik itu merupakan suatu rewading learning experience, yaitu
pengalaman belajar yang menyenangkan.
G. Implikasi
didalam pengajaran bahasa Indonesia
Dalam usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan
motivasi belajar Bahasa Indonesia pengetahuan guru mengenai motivasi ini tentu
akan berguna, sebagai landasan berfikir atau bahan perbandingan. Penerapannya
di dalam kegiatan belajar-mengajar Bahasa Indonesia tentunya harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi, dengan memodifikasi teori-teori yang telah ada.
Atau, mungkin pula guru harus menemukan dan menciptakan sendiri sesuai dengan
keperluan. Memupuk kebiasaan aktif dan kreatif bukan hanya untuk para siswa,
gurunya pun harus memberikan contoh.
Penetapan ruang, pengaturan tempat duduk, iklim
belajar serta kegiatan pengelolaan kelas ditujukan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan motivasi belajar setiap siswa yang terlibat dalam kegiatan
belajar-mengajar. Dengan demikian, usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan
motivasi belajar menjadi lebih ditekankan daripada hanya sekedar member
ganjaran, member nilai, memberikan tugas, meningkatkan disiplin, maupun
penemuan yang sengaja dan sebagainya.
Dengan penyajian yang sifatnya mengajak atau menantang
murid untuk berfikir, berupa penemuan suatu konsep Bahasa Indonesia, pemecahan
masalah penyelesaian soal-soal, akan membangkitkan motivasi belajar Bahasa
Indonesia. Untuk ini, guru dituntut untuk kreatif untuk mencoba berbagai metode
pengajaran Bahasa Indonesia secara tepat, tidak hanya terpaku pada metode
ceramah, ekspositori, dan penugasan saja.