Jumat, 29 Maret 2013

Makalah Etika keguruan



BAB I
PENDAHULUAN

Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai beberapa teori tentang motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat membantu para manajer (baca: guru) untuk mengembangkan keterampilannya dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya memang harus diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya.
Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut, dengan merujuk pada pemikiran Wina Senjaya (2008), di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.
  1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
  2. Membangkitkan minat siswa.
  3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
  4. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
  5. Berikan penilaian.
  6. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
  7. Ciptakan persaingan dan kerja sama.
Di samping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar siswa di atas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran, dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.




























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peranan Guru Sebagai Motivator
Adapun peranan guru sebagai motivator adalah:
1)      Bersikap terbuka, dalam arti guru harus melakukan tindakan yang mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mau menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam batas tertentu berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.
2)      Membantu siswa agar mampumemahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal, dalam arti guru harus mampu memberikan gambaran tentang kemampuan dan kelemahan para siswanya, mendorong siswa untuk sekali waktu mengungkapkan perasaannya, membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan.
3)      Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dal interaksi belajar mengajar di kelas, dalam menunjukkan kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secar positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya.
B.      Macam-Macam Motivasi
Motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
1)      Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a)      Motif-Motif Bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contoh: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristrirahat. Motif-motif ini seringkali disebut motif-moti yang disyaratkan secara biologis.
b)   Motif-motif yang dipelajari
Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengejar sesuatu didalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social. Sebab manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi terbentuk. Di samping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif ini:
·         Cognitive Motives
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada didalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar disekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.
·         Self-expression
Penampilan diri adalah sebagaian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat kejadian. Untuk itu memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang itu ada keinginan untuk aktualisasi diri.
·         Self-enhancemeent
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, berbuat dan kebutuhan untuk beristrirahat. Ini sesuai dengan jenis physiological drives dari Frandsen.
Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaru minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar efektif.
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: reflex, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu: kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen.
·      Momen timbulnya alasan.
Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olah raga untuk menghadapi suatu porseni disekolahnya, tetapi tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kembali kejakarta. Si pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu kegiatan. Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.
·      Momen pilih.
Momen pilih maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternative-alternatif yang mengakibatkan persaingan antara alternative atau alasan-alasan itu. Kemudian seseorang menimbang-nimbang dari berbagai alternative untuk kemudian menentukan pilihan alternative yang akan dikerjakan.
·      Momen putusan.
Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu akan berakhir dengan dipilihnya atu alternative. Satu alternative yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan.
·      Momen terbentuknya kemauan.
Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan, maka timbulah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu.
4. Motivasi Instrinsik dan ekstrinsik
a.       Motivasi instrinsik.
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyurh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “instrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebab motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengatahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan  yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan pengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.
b.      Motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mngetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bargayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrensik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti baahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-kompenen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
C.     Fungsi dan Bentuk Motivasi Dalam Kegiatan Pembelajaran
Penggerak motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara,  sebagai berikut:
1)      Metode Penemuan (Bruner)
Metode ini dimaksudkan agar siswa memberri stimulus terhadap dirinya sendiri, sehingga siswa itu sendiri yang melakukan fungsi penggerak motivasinya.
2)      Motivasi Kompetensi (Robert White)
Motivasi kompetensi menggerakkan tindakan-tindakan seperti: menyelidiki, memperhatikan ,berbicara, penalaran,dan manipulasi.
3)      Belajar Terprogam (Bert Kersh)
Kelompok belajar secara terbimbing berisikan serangkaian pertanyaan dan jawaban, yang disusun secara terhadap sampai pada penyelesaian masalah. Cara belajar seperti ini menurut siswa untuk membuat inferensi dan mengingat aturan-aturan tanpa bantuan atau penjelasan dari guru.
4)      Prosedur Brainstorming (Torrance)
Prosedur ini dimaksudkan agar siswa mampu memproduksi ide-ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik. Istilah lain dari prosedur ini adalah prosedur urun pendapat. Beberapa keuntungan dari prosedur urun pendapat ini adalah bisa menghasilkan ide-ide lebih banyak dibandingkan dengan cara lain, seperti pengarahan janji, atau pun hadiah.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan pencapaian prestasi belajarnya.



D.    Bentuk-Bentuk Motivasi Di Sekolah
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. Member angka
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa yang bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukan motivasi kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan efeksinya.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa tidak mmiliki bakat menggambar.
3. Saingan atau kompetensi
Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baikpersaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsure persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industry atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5. Member ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka maksudnya, kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.
Hukuman bagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
8. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibndingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.
9. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsure minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
·         Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
·         Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
·         Member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
·         Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
10. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

E.     Mengetahui cara untuk menjadi guru yang penuh motivasi
1. Memanfaatkan Perangkat Visual
Seorang siswa mungkin memerlukan variasi suasana belajar-mengajar. Siswa juga tidak bisa terus dipaksa untuk terus memperhatikan gurunya yang menyampaikan banyak materi di dalam buku pelajaran. Suatu ketika, siswa pasti akan jenuh jika terus belajar dengan cara yang begitu monoton seperti itu. Kaalau sudah demikian, maka akan sulit bagi anda untuk bisa mengajak mereka agar tetap bertahan dan berkonsentrasi dalam menyimak pelajaran.
Oleh sebab itu, beberapa hal di bawah ini mungkin dapat dicoba diterapkan di dalam kelas:
a.       Tulislah sebuah ringkasan informasi atau informasi yang berkenaaan dengan materi pelajaran anda pada selembar kertas dengan alat tulis berwarna. Lalu, bagikan kertas itu pada siswa-siswa. Pada saat anda memberikan penjelasan, rujuklah pada kertas info tersebut sehingga perhatian siswa tidak menjadi jenuh karena harus selalu terpaku kepada anda.
b.      Belajarlah untuk membuat sebuah gambar tertentu yang dapat anda gunakan untuk menjelaskan kesimpulan dari suatu materi pelajaran. Siswa juga akan mudah mengingat sesuatu jika mereka dibantu dengan gambar-gambar. Kehebatan dari kekuatan gambar ini dapat anda buktikan sendiri misalnya ketika anda melihat sebuah gambar segitiga menyerupai berlian yang merupakan logo perusahaan Mitsubishi. Dengan anda melihat gambarnya saja, anda sudah dapat mengingat jenis mobil dan produk elektronik apa saja yang dikeluarkan pabrik asal jepang itu. Itulah salah satu kekuatan gambar untuk mempertajam daya ingat.
c.       Seorang siswa bukanlah objek yang harus selalu diarahkan dan diberi tahu. Mereka juga adalah manusiaa-manusia merdeka yang harus dimotivasi untuk mandiri, terutama dalam menemukaan informasi yang memang penting. Oleh sebab itu, doronglah siswa anda untuk dapat menjelaskan informasi apapun yang mereka ketahui dengan menggunakan sebuah kertas kerja.Mintalah mereka untuk menuliskan tema-tema pokok dari beragam informasi yang mereka dapatkan ke dalam sebuah gambar berikut sedikit ulasan menganai penjelasannya.
d.      Jika anda memiliki informasi penting yang harus disampaikan pada siswa, maka sampaikan informasi itu dengan benar. Dan, hal yang paling penting, informasi yang anda sampaikan harus mampu menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar mereka mau berusaha untuk dapat mencari tahu info itu sendiri secara lebih mendalam.
e.       Pada saat anda hendak menyampaikan sebuah materi pelajaran, maka tulislah beberapa kata kunci atau penjelasan penjelasan yang merupakan garis besar dari mata pelajaran pada selembar kertas. Teknik ini, selain memudahkan siswa mengetahui apa-apa saja hal penting dari sebuah mata pelajaran, mereka juga dapat mengingat hal-hal penting sehingga mereka akan lebih mudah dalam memahaminya.
2. Manfaatkan Perangkat Auditorial
Pada setiap kesempatan mengajar, anda pasti berupaya mengeluarkan suara yang jelas agar apa yang disampaikan dapat ditangkap oleh siswa-siswa anda. Meski kedengarannya sepele, akan tetapi suara guru yang jelas memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar anak didik anda. Memperhatikan kualitas suara anda saat tengah mengajar adalah sama halnya dengan memperhatikan kesuksesan anda dalam mengajar serta kesuksesan siswa-siswa anda dalam memahami pelajaran.
Dan sebagai guru, anda perlu memahami apa yang harus anda lakukan untuk memotivasi siswa-siswa anda. Beberapa hal yang bisa anda lakukan di antaranya:
a.       Perhatikan perubahan nada, kecepatan, dan volume suara anda saat menyampaikan pelajaran. Anda perlu menggunakan variasi vocal untuk memberikan tekanan-tekanan pada bagian-bagian tertentu yang penting pada materi pelajaran yang tengah anda sampaikan. Dengan teknik ini,  maka siswa-siswa anda akan mampu memahami dan mengingat dengan mudah semua penjelasan yang anda utarakan.
b.      Anda harus menyampaikan sebuah informasi atau materi pelajaran dengan bahasa yang jelas, tegas dan terang. Dengan bahasa seperti itu, maka siswa akan terhindar dari rasa jenuh didalam kelas.
c.       Salah satu unsure penting yang juga tidak boleh anda lupakan adalah menjadikan ruang kelas sebagai ajang hiburan. Misalnya saja, anda bisa membuat lagu yang liriknya berisi tentang konsep-konsep penting dari suatu mata pelajaran. Anda mungkin dapat membuat sebuah yel-yel yang isinya memuat kata-kata kunci dari materi pelajaran yang anda sampaikan.
d.      Jika memungkinkan, anda bisa memutar music klasik yang memenangkan ketika tengah menyampaikan materi pelajaran. Music klasik terbukti dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi dengan materi pelajaran yang dihadapinya.
3. Arahkan Siswa Untuk Terlibat Aktif  Dalam Proses Pembelajaran
Seorang guru yang berhasil adalah guru yang tidak hanya mampu mentransfer informasi kepada anak-anak didiknya. Lebih dari itu, seorang guru akan disebut berhasil apabila mereka mampu membuka peluang bagi siswa-siswanya untuk meraih keberhasilannya sendiri. Dengan kata lain, keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidaklah semata-mata ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi, melainkan juga didorong oleh kemampuan guru dalam mengajak anak-anak didiknya untuk terlibat aktif dikelas.
Seorang guru yang penuh motivasi tentu tidak akan membiarkan siswa-siswanya hanya bersikap pasif dengan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh dirinya. Akan tetapi, ia juga akan berusaha untuk mendorong siswanyan untuk memasuki sebuah pengalaman keilmuan yang maha luas sehingga mereka benar-benar mengalaminya sendiri secara nyata.
Berkaitan dengan masalah di atas, maka ada berapa hal yang bisa anda praktikan untuk menjadi guru yang penuh motivasi:
a.       Realisasikan materi pelajaran yang anda ajarkan dengan praktik nyata dilapangan. Misalnya jika anda sedang menyampaikan materi mengenai pentingnya menolong sesama, maka ajaklah siswa-siswa anda mengnjungi panti asuhan, panti jompo dan sekolah untuk orang-orang cacat. Ajak siswa-siswa anda untuk melakukan sesuatu kegiatan bersama-sama mereka yang kurang mampu.
b.      Ceritakanlah hal-hal apa yang pernah anda lakukan, yang sekiranya pengalaman-pengalaman itu berkaitan dengan materi plajaran yang tengah anda sampaikan. Dengan menggunakan pengalaman nyata yang anda alami sendiri, maka siswa akan ikut merasakan bahwa ilmu yang tengah mereka pelajari tidak hanya penting diketahui, melainkan juga untuk dipraktikan.
c.       Mungkin, sesekali anda juga perlu meminta kepada siswa-siswa anda untuk menceritakan pengalaman mereka yang sekiranya berkaitan dengan materi pelajaran yang anda sampaikan. Kemudian, berilah komentar dan tunjukkan nilai-nilai positif dari pengalaman itu bagi mereka.
d.      Ada banyak hal baru dalam kehidupan siswa anda yang barangkali mereka belum mampu memahaminya. Maka, sesekali cobalah untuk bertanya mengenai misalnya apa-apa yang tadi ia lihat sebelum berangkat ke sekolah dan bagaimana tanggapan merea mengenai hal itu. Kebiasaan bertanya ini akan membantu siswa siswa anda untuk  bisa bersikap lebih terbuka terhadap hal-hal baru yang mereka alami sehari-hari.
e.       Mungkin, tidak semua materi pelajaran yang anda ajarkan akan dapat dialami atau dipraktikan secara langsung oleh siswa-siswa anda. Misalnya saja, hal-hal yang berkenaan dengan materi pelajaran yang membutuhkan perlengkapan laboratorium yang memadai. Jika demikian, ajukan pertanyaan tentang bagaimana mereka bisa menyiasati masalah itu.
4. Biasakan Mengulangi Pelajaran Dengan Format Berbeda
Seorang siswa tentu saja tidak akan bisa memahami pelajaran yang diberikan kepadanya hanya dalam satu kali penjelasan saja. Mereka membutuhkan langkah-langkah dan tips-tps yang tepat untuk bisa mengingat, memahami, dan menyerap materi pelajaran yang telah diajarkan. Sebagai seorang guru, anda juga tidak cukup hanya dengan member penjelasan dalam satu kali kesempatan saja. Betepapun padatnya jadwal anda, anda harus tetap berusaha untuk memunculkan motivasii di dalam siswa-siswa anda agar mereka mau belajar lebih giat demi mendapatkan pemahaman yang jelas.
Salah satu cara yang dapat anda lakukan untuk memotivasi mereka adalah dengan cara mengulang member materi pelajaran. Ketika mendengar kata-kata “mengulangi pelajaran” ini, siswa barangkali akan langsung merasa bosan dan tidak lagi bergairah untuk belajar. Untuk itu, lakukan kegiatan penguangan materi dengan metode dan format yang berbeda, namun tetap efektif dan memotivasi. Beberapa langkah di bawah ini barangkali dapat membantu anda dalam melakukannya.
a.       Ajak siswa-siswa anda ke suatu tempat untuk mengulangi materi pelajaran yang telah anda ajarkan. Suasana dan tempat yang baru akan membuat mereka bersemangat dalam belajar.
b.      Jangan sampaikan semua materi yang sudah anda pernah ajarkan, tetapi sampaikan hanya rangkuman dan garis-garis besarnya saja.
c.       Mintalah salah seorang dari mereka untuk menggantikan tugas anda menyampaikan materi pelajaran. Cobalah anda lihat sejauh apa pemahaman mereka bila pelajaran itu disamaikan oleh salah seorang teman mereka. Praktikan sebuah diskusi terbuka mengenai materi yang tengah anda ajarkan dan buatlah semacam kesimpulan dan pengingat untuk lebih mempermudah mereka dalam memahami materi elajaran.
d.      Jangan biarkan ada salah satu siswa yang mendominasi forum “mengulang materi” tersebut. Anda harus menjadi moderator yang baik yang mampu mengatur jalannya diskusi. Berikan waktu bagi siswa untuk saling bertanya dan mencoba menjawab.
e.       Berikan aplaus atau penghargaan sekiranya para siswa berhasil memahami materi pelajaran anda, baik itu secara sempurna atau pun tidak. Penghargaan dan apresiasi akan memberikan motivasi bagi siswa-siswa untuk belajar dengan lebih giat lagi, bukanlah semua orang pasti akan merasa senang kalau dipuji.

F.      MenjadikanTes Sebagai Motivator Dalam Belajar
Walaupun telah dikemukakan bahwa nilai yang diperoleh dalam tes hendaknya tidak dijadikan tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan tetapi tes dapat digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar.
Hampir semua ahli teori belajar, baik pengikut faham behaviorisme maupun kognitisme, menekanakan pentingnya umpan-balik berupa nilai guna meningkatkan belahjar (Thorndike, et.al., 1991). Pengalaman menunjukan bahwa siswa akan belajar giat dan berusaha lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui nilai dan prestasi mereka. Paling tidak, para siswa akan mengetahui akan adanya tes cenderung untuk belajar dan mempelajari apa yang diperkirakannya akan ditanyakan dalam tes. Dalam hal ini kita dapat mengatakan bahwa factor yang motivasi dan mengarahkan siswa dalam belajar. Apabila tes yang digunakan itu memang mengukur prestasi secara benar maka unsure motivasi dan pengarahan yang dimiliki oleh tes tersebut adalah sangat berharga.
Robert L.Ebel (1979) mengemukakan pula bahwa tes kadang-kadang dianggap sebagai motivator ekstrinsik atau motivator dari luar diri, bukan motivator instrinsik.
Sebagaimana teori psikologi mengatakan, efek motivator ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan segera hilang apabila tujuan telah tercapai atau apabila tujuan semula terlalu sulit untuk dicapai. Oleh karena itu motivator intrinsic dianggap lebih baik karena efeknya lebih awet dan memiliki daya motivasi yang lebih tinggi. Namun, Ebel mengatakan lebih lanjut, dalam masalah belajar tidaklah penting untuk membedakan mana yang didorong oleh motivasi ekstrinsik karena yang penting adalah tercapainya tujuan belajar itu sendiri. Kalau memang belajar akan dapat terjadi dengan memberikan motivasi ekstrinsik maka justru motivasi inilah yang perlu kita manipulasi dan kita manfaatkan sehingga memberikan efek maksimal terhadap usaha dalam belajar. Apabila kalau disadari bahwa proses memberikan motivasi ekstrinsik jauh lebih mudah daripada membangun motivasi instrinsik dalam diri seorang.
Disamping antisipasi akan adanya tes itu sendiri dapat berlaku sebagai motivasi untuk belajar, teori psikologi beaviorisme memandang bahwa hasil tes yang baik dan yang segera diketahui oleh siswa yang bersangkutan akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempunyai efek memperkuat dorongan untuk belajar kembali. Dengan kata lain, memperoleh nilai yang baik itu merupakan suatu rewading learning experience, yaitu pengalaman belajar yang menyenangkan.
G.    Implikasi didalam pengajaran bahasa Indonesia
Dalam usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar Bahasa Indonesia pengetahuan guru mengenai motivasi ini tentu akan berguna, sebagai landasan berfikir atau bahan perbandingan. Penerapannya di dalam kegiatan belajar-mengajar Bahasa Indonesia tentunya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, dengan memodifikasi teori-teori yang telah ada. Atau, mungkin pula guru harus menemukan dan menciptakan sendiri sesuai dengan keperluan. Memupuk kebiasaan aktif dan kreatif bukan hanya untuk para siswa, gurunya pun harus memberikan contoh.
Penetapan ruang, pengaturan tempat duduk, iklim belajar serta kegiatan pengelolaan kelas ditujukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar setiap siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan demikian, usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar menjadi lebih ditekankan daripada hanya sekedar member ganjaran, member nilai, memberikan tugas, meningkatkan disiplin, maupun penemuan yang sengaja dan sebagainya.
Dengan penyajian yang sifatnya mengajak atau menantang murid untuk berfikir, berupa penemuan suatu konsep Bahasa Indonesia, pemecahan masalah penyelesaian soal-soal, akan membangkitkan motivasi belajar Bahasa Indonesia. Untuk ini, guru dituntut untuk kreatif untuk mencoba berbagai metode pengajaran Bahasa Indonesia secara tepat, tidak hanya terpaku pada metode ceramah, ekspositori, dan penugasan saja.